Banda Aceh (Waspada Aceh) – Buku Burung-Burung Aceh resmi diluncurkan di Escape Bistro Café, Banda Aceh, Jumat malam (12/9/2025). Karya Agus Nurza dan Rubama ini diharapkan tidak sekadar menjadi dokumentasi visual, tetapi juga mendorong gerakan pelestarian kekayaan hayati Aceh.
Acara yang diinisiasi Aceh Birder bekerja sama dengan Yayasan HAkA ini dibuka Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Aceh, Marwan Nusuf, mewakili Gubernur Aceh.
Marwan mengatakan, buku ini merupakan sumber pengetahuan yang dapat dimanfaatkan mahasiswa, peneliti, masyarakat, hingga pemerintah dalam merumuskan kebijakan perlindungan satwa dan tata ruang.
Sekretaris Yayasan HAkA, Badrul Irfan, menekankan bahwa dokumentasi burung dalam buku ini menjadi pengingat akan keragaman hayati Aceh yang luar biasa. “Harapannya, karya ini membuka mata lebih banyak pihak untuk menjaga burung dan habitatnya,” ujar Badrul.
Dalam sesi talkshow, penulis Agus Nurza menjelaskan, karya ini lahir dari perjalanan panjang sejak 2007 menelusuri 23 kabupaten/kota di Aceh.
“Memotret burung bukan sekadar mengabadikan keindahan, tetapi juga menyelamatkan jejak spesies yang mungkin esok tak lagi kita temui,” kata Agus.
Sementara itu, Rubama menambahkan, buku ini penting sebagai bahan pendidikan lokal dan inspirasi bagi sekolah, perguruan tinggi, maupun masyarakat luas dalam upaya menjaga alam.
Jurnalis foto satwa Indonesia, Riza Marlon, menilai karya ini menjadi langkah penting memperkenalkan fotografi satwa liar Aceh ke tingkat nasional. “Aceh punya kekayaan biodiversitas yang luar biasa. Kehadiran buku ini membuka jalan bagi lebih banyak orang mengenal potensi Aceh dari sisi keanekaragaman hayati,” ujarnya.
Acara yang dihadiri pegiat lingkungan, akademisi, mahasiswa, dan berbagai komunitas di Aceh. (*)