Aceh Utara (Waspada Aceh) – Ribuan warga dari Kecamatan Cot Girek dan Pirak Timu, yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Aceh Utara Melawan, masih memblokir jalan keluar masuk truk pengangkut buah sawit milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Regional 6.
Blokade di dua titik strategis, yakni Simpang Pucoek Reunteh dan Simpang Pondok Kates, Kecamatan Cot Girek, sudah dilakukan sejak Sabtu (27/9/2025) hingga Rabu (1/10/2025). Akibatnya truk-truk sawit perusahaan tidak dapat beroperasi sejak lima hari terakhir.
Di lokasi, ribuan warga menggelar zikir, doa, dan shalawat di tenda yang didirikan di badan jalan. Lantunan shalawat dan zikir menggema, menandai perlawanan warga yang dibingkai dengan kekuatan spiritual.
Perwakilan masyarakat Cot Girek Nazar Kasyi menyebutkan blokade jalan ini merupakan bentuk protes dan penolakan masyarakat terhadap operasional truk perusahaan. Aksi blokade akan terus berlanjut hingga ada kepastian pengukuran atau pendataan ulang Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan serta kejelasan batas lahan yang sah.
“Yang kita ketahui luas HGU yang dimiliki perusahaan sebelumnya disebut 7.500 hektare kini membengkak menjadi sekitar15.000 hektare,” kata Nazar.
Menurutnya, aksi ini dilakukan warga untuk menekan pemerintah dan perusahaan agar tidak lagi mengabaikan persoalan agraria terkait lahan Hak Guna Usaha (HGU). Aksi ini akan terus berlanjut dan warga tetap bertahan di lokasi sebelum selesai dilakukan pendataan ulang.
“Kami meminta pemerintah provinsi maupun pusat untuk turun tangan langsung dalam penyelesaian sengketa antara masyarakat dengan perusahaan perkebunan. Jika tidak akan terjadi konflik terus menerus,” pintanya.
Polres Lakukan Pengamanan
Untuk menjaga situasi tetap kondusif, Polres Aceh Utara mengerahkan ratusan personel, diperkuat pasukan Brimob Kompi 4 Batalyon B Sampoiniet.
Kapolres Aceh Utara AKBP Tri Aprianto melalui Kasi Humas AKP Bambang, mengatakan, kehadiran aparat di lapangan untuk pengamanan dan pengawasan agar aksi berjalan tertib serta tidak mengganggu ketertiban umum.
“Kami dari Polres Aceh Utara fokus melakukan pengamanan agar situasi tetap terkendali. Petugas ditempatkan di sekitar lokasi aksi, guna mengantisipasi potensi gangguan keamanan dan mencegah gesekan antara masyarakat dengan pihak lain,” pungkasnya. (*)