Senin, Mei 6, 2024
Google search engine
BerandaSumutBisnis Ini Paling Terdampak Corona di Pekanbaru

Bisnis Ini Paling Terdampak Corona di Pekanbaru

Pekanbaru (Waspada Aceh) — Usaha fotocopy menjadi salah satu bisnis paling terdampak akibat merebaknya virus Corona di ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru. Bisnis ini bahkan menjadi cukup sepi jauh berbeda dengan bisnis lainnya.

Jika bisnis kuliner terdampak, namun masih tetap ada yang membeli walau hanya sedikit. Bisnis jasa fotocopy ini, malah nyaris tidak lagi dilirik orang. Banyak juga orang yang sudah beralih ke teknologi yang lebih canggih lagi.

“Kuliner di sini masih ada minat pembeli. Sektor konveksi masih ada yang beli, apalagi waktu lebaran ini. Kalau bisnis kita hampir sama sekali sudah tidak ada konsumennya,” kata Distributor Mesin Fotocopy, Suyanto, kepada waspadaaceh.com, di Pekanbaru, Minggu (14/6/2020).

Suyanto yang merupakan salah satu distributor dan pusat service fotocopy terbesar di Kota Pekanbaru ini mengatakan, akibat terdampak Corona, bisnis sektor itu sudah mulai meredup. Aktifitas sekolah dan kuliah yang libur, layanan perkantoran terbatas. juga menjadi salah satu penyebabnya. Apalagi Provinsi Riau beberapa waktu lalu menerapkan PSBB.

“PSBB, sekolah, kuliah, kantor terdampak. Sepi sama sekali. Bayangkan saja. Ada pelanggan kita yang rental mesin fotocopy minta ditarik saja mesinnya. Ada pelanggan kita yang beli mesin fotocopy minta dibeli lagi sama kita mesinnya. Ngeri dampaknya,” ujarnya.

Pengusaha asal Medan ini bercerita, beberapa waktu lalu dia melakukan pengecekan ke pelanggan rental mesin miliknya. Lokasi usaha berdekatan dengan sekolah dan kampus. Ketika mengecek mesin, ternyata satu bulan mesin itu hanya mencetak 2.000 lembar atau 4 rim.

“Kalau satu lembar Rp100, dikali 2.000 lembar berarti hanya Rp200.000 dalam sebulan. Sementara dia sewa sama kita bayar Rp700.000 per mesin setiap bulan. Belum lagi biaya operasional. Jadi, dia harus nutupi kerugian setiap bulan,” jelasnya.

Bisnis ini benar-benar sangat terdampak. Tidak ada konsumen, tidak ada pemasukan sama sekali. Karyawannya pun harus dikurangi di gudang miliknya di Jalan Amilin Pekanbaru.

“Memang sebelum Corona pun. Fotocopy mulai terdampak, karena banyak orang yang sudah punya mesin printer sendiri. Kemudian, semua bank, lembaga keuangan pun sudah pakai softcopy. Saya mau pinjam uang di bank, kalau ada berkas yang kurang boleh photo dari HP kirimkan via Whatsapp. Termasuk yang lainnya. Setelah Corona, bisnis ini lebih parah lagi,” ungkapnya.

Fotocopy, kata dia, hanya diperlukan oleh orang yang mengurus bantuan sosial saja. Seperti kalau LPG 3 Kg langka, warga harus membawa fotocopy KK dan KTP untuk bisa membeli. Terus, kalau akan mengurus bantuan sosial ke Dinas Sosial, harus memakai fotocopy.

Suyanto pun menyadari, bukan hanya pada saat pandemi ini saja terdampak. Jasa fotocopy ini sudah mulai meredup sejak tahun 2010 lalu, seiring perkembangan teknologi. Namun selama Corona, dampaknya lebih berat lagi.

Suyanto pun saat ini hanya memiliki beberapa karyawan saja hanya untuk merawat dan menjaga mesin di gudang miliknya, termasuk memberikan pelayanan jasa service ke pelanggan. Jika dulu dia memiliki banyak karyawan untuk masing-masing bidang, kini hanya tinggal dua orang saja. (sulaiman achmad)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER