Banda Aceh (Waspada Aceh) – Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh bersama Pemerintah Aceh membuka Meuseuraya Festival 2025, agenda tahunan yang menggabungkan edukasi, pameran UMKM, dan pertunjukan budaya untuk mendorong daya saing ekonomi Aceh.
Festival yang berlangsung di Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, mulai 24–28 September 2025 ini mengusung tema “Kolaborasi Meningkatkan Daya Saing Aceh Melalui Ekonomi dan Keuangan Syariah yang Inklusif, Digital, dan Berkelanjutan.”
Kepala Perwakilan BI Aceh, Agus Chusaini, menegaskan festival ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi lintas sektor, menggali potensi, sekaligus menghadirkan inovasi bagi pertumbuhan ekonomi Aceh.
“Sejak pertama kali digelar tahun 2023, Meuseuraya Festival konsisten menjadi ruang inspirasi yang inklusif bagi UMKM, komunitas, serta insan kreatif di Aceh. Tahun ini kami berharap festival dapat mendorong UMKM naik kelas, memperkuat ekonomi syariah, sekaligus menampilkan kekayaan budaya Aceh yang bernilai ekonomi tinggi,” ujar Agus, Rabu (24/9/2025).
Panggung Kolaborasi UMKM dan Ekonomi Digital
Festival ini menghadirkan lebih dari 120 UMKM unggulan Aceh dalam pameran tematik seperti Kupie Nanggroe, Kuliner Nanggroe, Kreasi Nanggroe, hingga Galeri Kriya dan Wastra Aceh.
Selain itu, digelar pula business matching antara pelaku usaha dengan pembeli potensial, lembaga keuangan, dan mitra strategis.
Tak hanya pameran, Meuseuraya Festival juga menggelar seminar dan talkshow strategis, di antaranya Aceh Economic Forum yang membahas strategi penguatan ekonomi syariah melalui hilirisasi produk UMKM agar mampu masuk ke rantai nilai halal global.
Ada pula diskusi soal gaya hidup syariah di era digital hingga literasi keuangan untuk mengantisipasi maraknya pinjaman ilegal.
Budaya Aceh Jadi Daya Tarik
Acara pembukaan festival dimeriahkan dengan Tarian Kolosal Ratoh Jaroe oleh ratusan penari serta pagelaran busana Islami “Aceh Fashion Collaboration” yang menampilkan karya desainer lokal. Selama lima hari, masyarakat juga akan disuguhi lomba nasyid Islami, kompetisi budaya, hingga QRIS Fun Walk yang mengajak masyarakat membiasakan transaksi digital.
Nama “Meuseuraya” diambil dari istilah Aceh yang berarti gotong royong, mencerminkan semangat kebersamaan. BI Aceh berharap semangat ini menjadi kekuatan utama dalam memperkuat ekonomi daerah berbasis inklusivitas, digitalisasi, dan nilai syariah.
Festival terbuka untuk umum dan seluruh rangkaian acara dapat diikuti masyarakat, baik secara langsung di BMA maupun melalui kanal digital BI Aceh. (*)