Idi (Waspada Aceh) – Ribuan pengunjung memadati arena Festival Kuliner Aceh Timur di Museum Rumoh Aceh, Peureulak, selama dua hari pelaksanaannya, yaitu pada, 9 – 10 Agustus 2022.
Event yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali kuliner tradisional khas Aceh Timur dan membangkitkan ekonomi setelah diterpa pandemi Covid.
Selama dua hari, belasan UMKM dan puluhan usaha kecil meraup untung dari besarnya antusiasme warga yang berkunjung.
Bahkan pedagang menerima manfaat dari kegiatan itu. Mereka mendapat omzet hingga jutaan dalam festival kuliner perdana yang dilakukan di Aceh Timur.
Tak hanya UMKM kuliner yang mengisi stand yang meraih untung. Para pedagang PKL di sekitar lokasi juga meraih cuan yang besar.
Pelaksanaan Festival Kuliner Aceh Timur ini juga dibarengi dengan peresmian Museum Rumoh Aceh yang berada di pusat Kota Peureulak. Bangunan itu dibangun oleh Disbudpar Aceh pada 2021, sebagai salah satu sarana edukasi kepada masyarakat.
Kepala Disbudpar Aceh, Almuniza Kamal mengatakan, bagian dari program ini adalah Pemerintah Aceh ingin melestarikan dan menjaga eksistensi kuliner tradisional di tengah gempuran arus globalisasi yang menggerus keberadaan kuliner tradisional.
“Festival kuliner di Aceh Timur bertujuan untuk menjaga dan melestarikan kuliner tradisional sebagai warisan budaya Aceh, sekaligus membangkitkan ekonomi pelaku UMKM,” kata Almuniza, Rabu (10/8/2022).
Kuliner Aceh Timur, katanya, dikenal dengan cita rasa yang lezat dan menawan, sehingga hal itu bisa menjadi daya tarik wisatawan yang ingin berkunjung ke Aceh Timur.
Sementara itu, Kabid Sejarah Dan Nilai Budaya Disbudpar Aceh, Evi Mayasari mengatakan, lewat festival ini, Disbudpar Aceh ingin memberikan wadah bagi pelaku UMKM makanan dan minuman di Aceh Timur, mempromosikan produk-produk kuliner mereka.
Sejumlah rangkaian acara dalam festival tersebut , yaitu khanduri makanan tradisional, bazaar kuliner, peresmian museum, pameran budaya di Museum Aceh, hingga atraksi seni budaya di panggung utama.
Anggota DPRA dari Fraksi Partai Aceh, Iskandar Usman Al-Farlaky, menyampaikan, kuliner para indatu ini perlu untuk dilestarikan, sebagai peninggalan cita rasa makanan sejarah bagi generasi Aceh di masa akan datang.
“Kuliner Aceh seperti gule pliek, kuah beulangong, asam u, asam udeung, keumamah, ini bagian khazanah kuliner yang wajib kita lestarikan,” kata Iskandar Al-Farlaky saat hadir ke lokasi festival.
Pemerintah juga bertanggungjawab mendorong kemajuan dan mempromosikan UMKM di Aceh agar bangkit.
“Jangan sampai produk khas Aceh Timur, diklaim oleh daerah lain, seperti pisang sale, bandeng presto dan aneka kuliner lainnya warisan para indatu,” ujar politisi muda ini.
Rumoh Aceh yang telah diresmikan, ungkap Iskandar juga diharapkan bisa menjadi pusat edukasi dan wahana belajar sejarah bagi generasi muda. (Ria)