Sabang (Waspada Aceh) – Limbah batok kelapa yang biasanya hanya dimanfaatkan untuk arang, kini disulap menjadi kerajinan tangan bernilai jual tinggi.
Di tangan pengrajin lokal Sabang, batok kelapa berubah menjadi aneka souvenir unik yang diminati wisatawan, bahkan mulai menembus pasar mancanegara.
Produk olahan batok kelapa ini dikembangkan melalui pembinaan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Sabang. Dari souvenir sederhana seperti gantungan kunci, hingga furniture bernilai seni, semua lahir dari kreativitas para perajin.
“Batang hingga tempurung kelapa yang selama ini dianggap limbah, sekarang bisa menjadi karya seni yang estetik sekaligus komersil,” tulis Dekranasda Sabang melalui akun Instagram resminya yang dikutip Waspadaaceh.com.
Secara terpisah, Rahmat, yang juga salah seorang perajin batok kelapa di Sabang, mengaku ide membuat souvenir khas ini muncul sejak pandemi COVID-19. Saat itu, sulit mendapatkan pekerjaan sehingga ia mencoba memanfaatkan bahan sederhana yang mudah diperoleh.
“Batok kelapa kan mudah didapat dan harganya murah. Dari situ saya coba bikin gantungan kunci, hiasan, hingga bentuk-bentuk khas Sabang seperti pulau Weh, terompah, penyu, dan lumba-lumba,” ujarnya saat diwawancarai Waspadaaceh.com via telepon, Kamis (21/8/2025).
Rahmat memasarkan produknya melalui toko-toko souvenir di Sabang, bazar, hingga media sosial. Awalnya sempat menjual keluar kota, namun kini lebih fokus pada pasar lokal karena persaingan harga.
Meski permintaan cukup tinggi, Rahmat mengaku masih terkendala kapasitas produksi.
“Saya masih menggunakan alat seadanya, jadi kalau permintaan banyak kadang kewalahan. Selain itu, ada produk lain di pasaran yang dijual jauh lebih murah, itu juga jadi tantangan,” katanya.
Meski begitu, kerajinan batok kelapa dari Sabang tetap punya daya tarik tersendiri. Keunikan desain yang terinspirasi biota laut dan ikon Pulau Weh membuat produk ini digemari wisatawan sebagai buah tangan khas Sabang. (*)
