Aceh Besar (Waspada Aceh) – Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala (FKEP USK) memperkenalkan inovasi digital berbasis teknologi tepat guna untuk pencegahan stunting dan wasting melalui aplikasi SIBUNDA (Sistem Informasi Nutrisi Anak Berbasis Android) di Gampong Rumpet, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Sabtu (25/10/2025).
Aplikasi ini dirancang untuk membantu kader posyandu dan ibu balita dalam memantau tumbuh kembang serta status gizi anak secara mandiri dan berbasis data digital.
Peluncuran dilakukan dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Produk – Teknologi Tepat Guna (PKMBP-TTG) yang melibatkan dosen dan mahasiswa FKEP USK.
Ketua tim pengabdian, Ns. Nenty Septiana, mengatakan SIBUNDA hadir sebagai jawaban atas tantangan pemantauan gizi anak di tingkat rumah tangga yang masih banyak dilakukan secara manual.
“Melalui SIBUNDA, ibu dan kader posyandu dapat memantau status gizi anak, menyusun menu sehat, serta memperoleh edukasi praktis tentang nutrisi seimbang. Aplikasi ini mudah diakses dan dapat digunakan tanpa koneksi internet,” ujar Nenty.
SIBUNDA memiliki beberapa fitur unggulan, di antaranya profil anak, pemantauan gizi, menu sehat harian, edukasi gizi, dan resep makanan bergizi yang disesuaikan dengan kebutuhan anak balita. Kegiatan sosialisasi di Gampong Rumpet disambut antusias oleh masyarakat.
Hadir dalam acara tersebut Keuchik Gampong Rumpet, bidan desa, kader posyandu, serta ibu-ibu yang memiliki anak batita.
Keuchik Gampong Rumpet menyampaikan apresiasi kepada tim FKEP USK atas inisiatif tersebut.
“Program ini sangat membantu kader posyandu memantau tumbuh kembang anak dengan lebih efektif. Kami berharap aplikasi ini bisa digunakan secara berkelanjutan,” ujarnya.
Selain Nenty, kegiatan ini juga melibatkan dosen Ns. Nevy Hasrati dan Ns. Asniar, serta lima mahasiswa FKEP USK yang mendampingi masyarakat dalam pelatihan penggunaan aplikasi.
Melalui pengenalan aplikasi SIBUNDA, Fakultas Keperawatan USK berharap inovasi ini dapat menjadi model edukasi digital yang memperkuat peran keluarga dan kader dalam menekan angka stunting di Aceh.
“Teknologi harus hadir di tengah masyarakat untuk menjawab masalah kesehatan dasar seperti gizi anak. Inilah bentuk kontribusi nyata kampus bagi pembangunan kesehatan berbasis masyarakat,” kata Nenty. (*)



