Banda Aceh (Waspada Aceh) — Banjir dan longsor besar yang melanda Aceh dalam beberapa hari terakhir membuat berbagai wilayah lumpuh dan terisolir. Pemerintah Aceh mengakui kewalahan menangani situasi darurat, terutama karena jembatan dan jalan utama di sejumlah kabupaten putus total.
“Kita kewalahan karena beberapa jembatan terputus, terutama di wilayah tengah dan timur. Banyak lokasi sama sekali tidak bisa diakses,” ujar Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) saat menetapkan status tanggap darurat bencana di Kantor DPR Aceh, Kamis (27/11/2025).
Pemerintah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, mulai 28 November hingga 11 Desember 2025. Mualem mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kapolda Aceh untuk mengerahkan helikopter guna mengirim bantuan dan membuka jalur suplai makanan ke daerah yang tak dapat ditembus lewat jalur darat.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaporkan hingga Kamis (27/11/2025), sedikitnya 119.988 jiwa terdampak banjir dan longsor di seluruh Aceh. Sebanyak 20.759 jiwa terpaksa mengungsi ke pos-pos evakuasi.
Cuaca ekstrem, listrik padam, serta hilangnya jaringan komunikasi memperburuk proses evakuasi dan pendataan korban. “Pemerintah Aceh akan bekerja maksimal untuk memenuhi kebutuhan warga, tapi akses kami banyak yang terputus,” kata Mualem.
Bener Meriah–Aceh Tengah Terisolir
Wilayah paling parah terdampak adalah Bener Meriah dan Aceh Tengah, dua kawasan di dataran tinggi yang kini terputus total dari akses darat. Sejumlah jalur utama hancur diterjang banjir bandang dan longsor.
Akses yang terputus meliputi: Jalur KKA (Aceh Utara–Bener Meriah), Akses Simpang Tiga–Pondok Baru via Kampung Bale dan Kampung Ujung Gele, Jalur Takengon–Bireuen.
Di Pidie Jaya, jembatan nasional Banda Aceh–Medan di Manyang Cut, Meureudu, putus total dan menyebabkan arus transportasi utama di lintas timur Sumatera lumpuh.
Kerusakan infrastruktur tidak hanya terjadi di jalur transportasi. Di Bireuen, bangunan Dayah Najmul Hidayah Al-Aziziyah di Samalanga ambruk ke Sungai Batee Iliek setelah pondasinya digerus banjir.
Sejak Rabu (26/11/2025), listrik dan internet padam di banyak wilayah. Tim gabungan BPBD, TNI, Polri, dan relawan kesulitan mengoperasikan alat berat, perahu karet, hingga menyalurkan logistik masa panik. Beberapa posko dilaporkan mulai kehabisan stok makanan dan kebutuhan dasar.
Simeulue Diguncang Gempa 6,3
Di tengah upaya penanganan banjir–longsor, Aceh kembali diguncang gempa bermagnitudo 6,3 di Kabupaten Simeulue. Gempa merusak bangunan dan melukai belasan warga, termasuk beberapa atlet yang sedang mengikuti Pra PORA Cabor Karate.
“Bangunan di arena pertandingan ikut rusak dan beberapa atlet mengalami luka-luka,” kata Kepala Pelaksana BPBA, Fadmi Ridwan.(*)



