Banda Aceh (Waspada Aceh) – Dalam beberapa hari ini cuaca di Banda Aceh dan Aceh Besar terasa panas menyengat, hingga menyebabkan tanah kering dan berpengaruh terhadap kesehatan.
Terpantau, selama satu bulan terakhir daerah paling ujung Sumatera ini jarang diguyur hujan, sehingga beberapa daerah di Aceh mengalami kekeringan hingga suplai air ke masyarakat juga terganggu.
Salah seorang warga Banda Aceh, Teuku Ardiansyah menyebutkan, akibat cuaca panas maka dia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Jika tidak ada hal yang mendesak ia lebih memilih untuk berdiam diri di rumah.
“Cuaca di Banda Aceh cukup menyengat, sehingga lebih banyak berdiam diri di rumah. Lebih-lebih cuaca panas terjadi saat bulan puasa, makin teras,” sebutnya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh menyebutkan beberapa daerah di Aceh saat ini mengalami kekeringan. Hingga pukul 15.00 WIB hari ini, terpantau titik panas terjadi di wilayah Beutong, Nagan Raya.
Sedangkan, untuk wilayah dengan kondisi cuaca yang cukup kering terjadi di wilayah bagian Timur dan Tengah Aceh, hal ini diakibatkan karena pada saat ini beberapa wilayah telah memasuki musim kemarau antara lain Kabupaten Aceh Besar, Kota Banda Aceh, Aceh Timur, Aceh Tamiang dan Gayo Lues.
“Untuk wilayah lainnya yang berada di daerah pesisir Timur dan bagian Tengah Aceh mulai memasuki musim peralihan menuju musim kemarau di mana prakiraan awal musim kemarau terjadi mulai dasarian ke-2 Mei hingga dasarian ke-2 Juni,” kata Forecaster on Duty BMKG SIM Aceh kepada Waspadaaceh.com, Rabu (12/4/2023).
Karena itu, BMKG Aceh mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran secara sembarangan agar tidak memicu munculnya titik panas ataupun kebakaran lahan. Serta, memastikan cukup cadangan minum pada saat sahur dan berbuka sehingga tidak dehidrasi.
“Imbauan bagi masyarakat, potensi kemudahan terjadinya kebakaran ketika ditinjau dari parameter cuaca terpantau cukup tinggi hingga tiga hari ke depan terutama yang berada di wilayah pesisir Timur dan bagian Tengah Aceh,” sebutnya. (*)