Banda Aceh (Waspada Aceh) – Dalam upaya membangun persepsi tentang pentingnya kualitas pendidikan di kalangan guru dan calon guru di Aceh, guru terbaik Singapura, Dr. Muhammad Nazir bin Amir, bersedia membagikan ilmunya dengan guru-guru di Aceh melalui diskusi virtual, Sabtu (16/10/2021).
Dr. Muhammad Nazir bin Amir merupakan guru penerima penghargaan dari Presiden Singapura. Dia mengatakan keunggulan pendidikan harus diusahakan secara bersinergi oleh semua pihak.
“Guru yang penuh komitmen, siswa yang bersemangat dan haus pengetahuan, serta dukungan masyarakat sekitar terutama para orang tua, dan agenda pemerintah yang terarah dan berkelanjutan,” terangnya.
Muhammad Nazir bin Amir yang sebelumnya sebagai seorang insinyur ini, dalam paparannya mendapat sambutan hangat dari para peserta yang didominasi oleh para guru di Aceh.
Berbagai pertanyaan muncul dari para guru yang sangat menginginkan kualitas pendidikan di Aceh bisa bergerak menjadi lebih baik. Muhammad Nazir menanggapi satu persatu pertanyaan para guru dengan sangat baik dan sistematis.
Mengingat waktu yang sangat terbatas, banyak pertanyaan dari peserta yang belum sempat dia jawab. Namun dalam waktu dekat dia akan mengusahakan gelar diskusi yang lebih formal antara Singapore dan Aceh.
Acara bagi-bagi ilmu sekaligus silaturrahmi pertama melalui zoom antara guru Singapore dan Aceh ini terselenggara atas kerja sama informal– think tank pendidikan Aceh– beberapa akademisi dan praktisi pendidikan di Aceh.
Kegiatan tersebut difasilitasi oleh salah seorang staf pengajar UIN Ar-raniry, Dr. Zulkifli, diikuti oleh beberapa akademisi dan praktisi pendidikan di Aceh di antaranya
Dosen FISIP Universitas Almuslim/Staf Ahli Ketua DPR Aceh Teuku Cut Mahmud Aziz, dosen Universitas Abulyatama/Ketua Pembina Yayasan Bina Insan Futura Zulkarnaini.
Kegiatan itu juga diikuti oleh Koordinator Sekolah Sukma Victor Yasadhana, Direktur Turkish Fatih Billinggual School Mustafa Cakallioglu, Direktur Sekolah Sukma Bangsa Sigli Marthunis, Direktur Sekolah Sukma Bangsa Bireuen Fachrurrazi, dan Direktur Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe Zubir. (Cut Nauval d)
