“Meski di tahun ini masih dalam suasana pandemi, namun kegiatan Aceh Festival Ramadhan 2021 berbasis hybrid tetap digelar, yaitu memadukan antara offline dan online”
— Kadisbudpar Aceh Jamaluddin —
Aceh Festival Ramadhan 2021 resmi dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh dengan menabuh rapai di Taman Budaya Aceh, Senin sore (26/4/2021).
Aceh Festival Ramadhan 2021 ini digelar selama 7 hari, yaitu mulai tanggal 26 April sampai 2 Mei 2021. Waktu aktivitas dibagi dua sesi, yakni pukul 16.00-18.30 WIB dan selanjutnya dibuka kembali pukul 21.30-23.00 WIB.
Beragam kuliner disajikan di beberapa stand pada Aceh Festival Ramadhan 2021. Begitu juga seni dan budaya, ikut memeriahkan acara tersebut. Terkhusus perlombaan yang berbasis syariah, turut digelar untuk memotivasi generasi muda.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Jamaluddin, mengatakan acara tersebut bertujuan untuk menghidupkan kembali suasana Ramadhan melalui berbagai macam kegiatan positif berbasis syariah.
Kata Jamaluddin, acara itu dilaksanakan agar dapat memotivasi masyarakat untuk membangkitkan kembali perekonomian di tengah pandemi COVID-19. Semua aktivitas itu dilakukan melalui pola adaptasi, kolaborasi dan inovasi.
“Meski di tahun ini masih dalam suasana pandemi, namun kegiatan Aceh Festival Ramadhan 2021 berbasis hybrid tetap digelar, yaitu memadukan antara offline dan online. Diharapkan bagi pengunjung juga tetap menerapkan protokol kesehatan,” tutur Kadisbudpar Aceh.
Kegiatan tersebut, kata Jamaluddin, menghadirkan Ramadhan bazar, gambus, kompetisi dai dan hafiz cilik serta beragam kegiatan religi lainnya.
Ia mengatakan, melalui kegiatan itu dapat mempromosikan Aceh bahwa negeri yang bertajuk syariat Islam ini memiliki kekhasan dan keunikan dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Baik sisi budaya, kuliner dan kebiasaan dalam beribadah.
Kepala Disbudpar Aceh, menyebutkan bahwa pada bulan Maret yang lalu pihaknya telah meluncurkan Calendar of Event Aceh 2021, dan setiap event tersebut memadukan konsep dalam jaringan/daring (online) dan luar jaringan/luring (offline).
“Kita akan mengusung konsep hybrid, yaitu penggabungan antara konsep event online dan offline. Ini salah satu upaya untuk mengembangkan dan mempromosikan kebudayaan dan pariwisata Aceh di masa pandemi. Namun kreativitas masyarakat harus tetap bisa berjalan,” kata Kadisbudpar Aceh Jamaluddin saat ditemui Waspadaaceh.com.
Tahun 2021 ini, kata Jamaluddin, pihaknya melakukan refocusing kembali dalam menjalankan event-event kebudayaan dan pariwisata di Aceh. Dalam pelaksanaan event tersebut pihaknya akan melihat tingkat urgensi kebutuhan yang paling penting.
“Selama pandemi ini pelaksanaan event agak terbatas. Jadi di tahun 2021 ini kita refocusing kembali. Kita akan melihat tingkat urgensi dari kebutuhan yang paling penting ini, dan tetap mencegah COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan,” ungkap Jamaluddin.
Jamaluddin menambahkan, saat ini pengunjung wisata sudah mulai ramai. Protokol kesehatan akan menjadi perhatian utama selama penyelenggaraan event wisata.
Kegiatan event wisata akan selalu melibatkan tim keamanan, tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan tenaga medis dengan perlengkapan protokol kesehatan lainnya.
“Kegiatan pariwisata ini akan bergerak pelan-pelan. Jadi event yang sudah kita rancang kita sesuaikan dengan kondisi di lapangan, di masa pandemi COVID-19. Jadi saat ini kita fokus dulu dengan wisatawan nusantara,” tutur Jamaluddin.
Pantauan Waspadaaceh.com, pada hari pertama saat dibukanya acara Aceh Ramadhan Festival 2021, di sekitar pintu masuk lokasi kegiatan festival tersebut panitia menyediakan tempat cuci tangan dan alat pengukur suhu tubuh. Kemudian setiap meja pengunjung diberi handsanitizer. Tempat duduk pengunjung dibatasi dan diberikan bed khusus saat masuk ke arena Festival Ramadhan 2021 dan dalam pengawasan panitia serta petugas Satgas COVID-19.
Setiap desain pada acara tersebut dominan dengan nuansa warna toska dan putih. Tampak suasananya yang begitu tenang, benar-benar menggambarkan sesuai tema Wonderful Ramadhan in Aceh. Pada acara tersebut terdapat 20 stan yang menyediakan berbagai macam kuliner. Seperti kuliner khas Aceh Besar sie reboh, ikan keumamah, dan berbagai takjil lainnya.
Tampak lampu-lampu di area stand bazar tersebut menghiasi suasana sore hari. Tampak juga beberapa pengunjung yang berfoto di area stand maupun di photobooth. Terlihat beberapa pengunjung juga menyaksikan penampilan seni dan kebudayaan Aceh sambil menunggu berbuka puasa. (cut nauval dafistri)