Kamis, September 19, 2024
BerandaLaporan KhususApresiasi Atlet dan Keberhasilan Sebagai Tuan Rumah PON XXI, Momen Kebangkitan Olahraga...

Apresiasi Atlet dan Keberhasilan Sebagai Tuan Rumah PON XXI, Momen Kebangkitan Olahraga Aceh

“Aceh tidak hanya ingin meraih prestasi olahraga, tetapi juga membangun silaturahmi yang kuat dengan seluruh peserta dari berbagai daerah di Nusantara”

– Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA – 

Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara menjadi momentum bersejarah bagi Aceh sebagai tuan rumah. Berbagai upaya dilakukan untuk menyukseskan ajang empat tahunan ini, mulai dari peran aktif Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA), hingga partisipasi warga di gampong-gampong.

Semua bersatu untuk mencapai empat target sukses, yakni sukses prestasi, penyelenggaraan, ekonomi kerakyatan, dan sukses administrasi.

PON kali ini menjadi lebih dari sekadar ajang olahraga, melainkan juga momentum untuk memperkuat persatuan dan meningkatkan prestasi nasional. Di wilayah Aceh, sebanyak 33 cabang olahraga dengan 43 disiplin, dan 515 nomor pertandingan digelar, tersebar di 10 kabupaten/kota.

Prestasi Aceh, 93 Medali, Masuk 10 Besar

Melihat pencapaian terbaru per 14 September 2024, Aceh telah meraih 32 medali emas, 28 perak, dan 33 perunggu, dengan total 93 medali. Aceh kini berada di peringkat ke-4 klasemen sementara, dan masih ada pertandingan hingga 20 September 2024.

Ketua Umum KONI Aceh, Kamaruddin Abu Bakar yang akrab disapa Abu Razaq, menyampaikan syukur, bahwa para atlet Aceh telah mengharumkan bumi Serambi Mekkah ini dengan meraih 32 medali emas.

“Insya Allah, dalam beberapa hari ke depan, kami masih berpeluang menambah sekitar 4 medali emas. Kami tetap menargetkan 10 besar dan berharap bisa mempertahankan posisi di 5 besar. Semoga prestasi kita semakin meningkat,” kata Abu Razaq saat diwawancarai waspadaaceh.com, Sabtu (14/9/2024).

Safrizal ZA: Peumulia Jamee Adat Geutanyoe

Penjabat Gubernur Aceh yang juga Ketua Umum PB PON XXI Wilayah Aceh, Safrizal ZA, memastikan bahwa setiap aspek penyelenggaraan berjalan lancar dengan konsep “Peumulia Jamee Adat Geutanyoe,” tradisi Aceh dalam menyambut tamu.

“Aceh tidak hanya ingin meraih prestasi olahraga, tetapi juga membangun silaturahmi yang kuat dengan seluruh peserta dari berbagai daerah di Nusantara,” ujarnya.

Setiap hari, para pimpinan PB PON Wilayah Aceh turun ke lokasi venue untuk memastikan kelancaran pertandingan. Selain itu, rapat rutin digelar untuk menyusun format penyelesaian jika ada kendala.

Apresiasi Kontingen dari Berbagai Daerah

Keramahan dan pelayanan yang diberikan PB PON Wilayah Aceh menuai pujian dari para atlet dan pimpinan kontingen. Di Stadion Blang Hasan Sigli, beberapa atlet dari Papua, Kalimantan Selatan, dan Gorontalo menulis apresiasi mereka di sebuah papan tulis.

Kontingen Papua menuliskan, “Terima kasih kepada seluruh panitia pelaksana dan warga Sigli-Pidie. Orang Papua bilang fa ido ma, ma ido fa, artinya memberi jika menerima, menerima jika memberi.”

Sementara itu, Desak Made Rita Kusuma Dewi, atlet panjat tebing asal Bali, yang juga merupakan atlet Olimpiade Paris 2024, menyampaikan kesan positifnya. “Saya sangat senang dengan dukungan masyarakat Aceh yang luar biasa,” ungkapnya.

Panggung UMKM Aceh di Kancah Nusantara

Selain olahraga, PON XXI juga menjadi kesempatan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Aceh untuk unjuk gigi di PON Expo XXI yang digelar di Blang Padang, Banda Aceh.

Pelaku UMKM yang turut serta dalam PON Expo XXI Aceh di Blang Padang, Banda Aceh, termasuk PT Pusat Kreasi dan Saiful Bordir. (Foto/Cut Nauval d)

Acara ini diikuti oleh 240 pelaku UMKM yang menampilkan produk-produk khas Aceh, mulai dari kuliner hingga kerajinan tangan.

Saiful Bahri (43), pemilik usaha bordir khas Aceh, merasa bangga bisa ikut serta dalam expo ini. “Semoga ini bisa meningkatkan pendapatan dengan banyaknya tamu yang hadir,” ujarnya.

Pahlawan Tak Terlihat di Balik Kesuksesan PON

Di balik kemeriahan PON XXI, ada sosok tak terlihat yang bekerja keras memastikan kelancaran acara. Mereka adalah Liaison Officer (LO), Volunteer Officer (VO), dan Workforce (WF), yang menjalankan tugas tanpa lelah.

Tantangan yang mereka hadapi luar biasa, termasuk jam kerja panjang, kurangnya istirahat, hingga kondisi lapangan yang tidak selalu mendukung.

Habibi, seorang LO, menceritakan bahwa kondisi kesehatan menjadi salah satu tantangan terbesar. “Banyak dari kami yang kelelahan dan ada yang jatuh sakit. Namun, kami tetap berusaha memberikan yang terbaik,” ungkapnya.

Dedikasi mereka patut diapresiasi dan diakui oleh panitia penyelenggara, agar mereka yang bekerja di balik layar mendapatkan hak-hak yang layak serta kondisi kerja yang lebih manusiawi.

PON XXI Aceh-Sumut bukan hanya ajang olahraga, tetapi juga perwujudan semangat persatuan dan kerja keras seluruh elemen masyarakat Aceh. Dengan pencapaian prestasi dan sukses penyelenggaraan, Aceh diharapkan dapat mengukir sejarah dalam PON kali ini. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER