Banda Aceh (Waspada Aceh) – Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (FEB Unsyiah) meluncurkan Yayasan Warisan Amal Darussalam Aceh (WADA) saat acara peringatan 60 tahun FEB Unsyiah di Aula Pendopo Wali Kota Banda Aceh, Jumat malam (27/9/2019).
Turut hadir dalam peluncuran Yayasan WADA, Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, Kepala Cabang Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh, Husaini Ismail, Dekan FEB Unsyiah Prof Nasir Aziz selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan WADA, Ketua Pengelola Waqaf Kampus Malaysia, Razali Othman, Wakil Badan Wakaf Indonesia (BWI) Pusat, Yuli Yasin.
Ketua Pengurus Yayasan WADA, Mahdi Muhammad menuturkan, pembentukan yayasan bermula dari diskusi sejumlah alumni FEB Unsyiah. Para alumni menyimpulkan bahwa wakaf menjadi solusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh.
Adapun proyek pertama yang akan dikelola Yayasan Wada yakni kebun kelapa dan kebun pepaya. “Aceh merupakan daerah bersyariat Islam. Karenanya wakaf sebagai bentuk ajaran Islam menjadi solusi strategis meningkatkan kesejahteraan,” ucapnya.
Dia menjelaskan bahwa wakaf bentuk sedekah jariyah. Dalam sebuah hadist yang diriwatkan Imam Muslim dan Abu Hurairah menyebutkan, apabila seorang manusia itu meninggal dunia, maka terputuslah amal perbuatannya kecuali dari tiga sumber, yaitu sedekah jariah (wakaf), ilmu pengetahuan yang bisa diambil manfaatnya, dan anak sholeh yang mendoakannya.
“Inilah salah satu keistimewaan wakaf. Pahalanya terus mengalir meskipun wakifnya meninggal dunia,” ungkapnya.
Namun demikian, manajemen pengelolaan wakaf dikelola dengan baik sehingga wakaf menjadi produktif tanpa mengurangi pokoknya. Karenanya, pembentukan Yayasan WADA bertujuan agar pengelolaan harta wakaf semakin produktif. Pemanfaatan wakaf mencakup segala bidang pemanfaatannya seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial dan lainnya.
Dia mencontohkan sahabat nabi yaitu Utsman bin Affan. Utsman mewakafkan sumur Raumah kepada masyarakat yang sudah berfungsi sejak 1400 tahun lalu. Kemudian pengelolaan sumur dapat dikembangkan mengelola kebun kurma. Selanjutnya, mampu membeli sebidang tanah dan membangun hotel.
“Akhirnya sekarang Khalifah Utsman bin Affan memiliki rekening dan hotel atas namanya sendiri,” terangnya.
Diharapkan, pemerintah bersama dengan lembaga pengelola wakaf dapat bersinergi dalam mengelola harta milik Allah sehingga bermanfaat bagi masyarakat luas.
Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, menuturkan sangat mendukung lahirnya badan wakaf yang di lingkungan FEB Unsyiah maupun di Banda Aceh. Dia berharap pengelolaan wakaf ke depan semakin profesional. “Semoga lembaga ini bisa menjadi model dan replikasi ke daerah lain,” pungkasnya.
Kepala Cabang ACT Aceh, Husaini Ismail, menuturkan bahwa pentingnya lembaga wakaf yang mampu mengelola wakaf secara profesional. Melalui pengelolaan wakaf secara produktif diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Waktunya sekarang kita sama-sama bersinergi agar manfaat harta berdampak luas untuk berbagai sisi kehidupan masyarakat,” lanjutnya.
Di akhir acara, para tamu undangan berdiskusi santai dengan Yuli Yasin dan Razali Othman berkaitan pengelolaan wakaf. (Ria)