Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pengajian Al-Hidayah Provinsi Aceh menggelar Musyawarah Daerah (Musda) ke-9 dengan harapan melahirkan kepengurusan baru yang lebih inovatif serta mampu menjawab tantangan zaman.
Sekretaris Jenderal DPP Pengajian Al-Hidayah Iin Kandedes di Banda Aceh, Sabtu (27/9/2025) saat membuka kegiatan mengatakan Al-Hidayah bukan hanya wadah pengajian, tetapi juga organisasi sosial, dakwah, kesehatan, pendidikan, hingga pemberdayaan perempuan.
“Al-Hidayah memiliki sembilan bidang program. Alhamdulillah semua berjalan baik di tingkat kabupaten, provinsi, maupun pusat,” ujarnya.
Iin menambahkan, saat ini Al-Hidayah telah hadir di 35 provinsi dan dalam waktu dekat akan membentuk kepengurusan di Papua.
“Karena inti dari organisasi ini adalah dakwah, maka ke depan kita berharap ada terobosan baru. Tidak hanya dakwah konvensional, tetapi juga digital, melalui konten-konten yang bisa menjangkau generasi muda,” katanya.
Menurutnya, anak muda perlu diberi ruang dalam kepengurusan Al-Hidayah di daerah.
“Jangan hanya didominasi ibu-ibu senior. Banyak anak muda yang hijrah dan ingin berperan. Mereka bisa berkontribusi melalui dakwah digital,” ucap Iin.
Sementara itu, Ketua DPD I Partai Golkar Aceh TM Nurlif menuturkan Al-Hidayah merupakan salah satu organisasi perempuan yang berhimpun di lingkungan Partai Golkar bersama Himpunan Wanita Karya (HWK) dan Kesatuan Perempuan Partai Golkar.
“Sejak awal, Al-Hidayah menjadi ruang bagi perempuan muslim untuk berkiprah, baik di bidang keagamaan maupun sosial. Golkar memberi kesempatan yang sama bagi perempuan dan laki-laki untuk berkontribusi,” kata Nurlif.
Musda IX Al-Hidayah bertajuk Menguatkan Koordinasi, Mengokohkan Konsolidasi dalam Peningkatan Pengajian Al-Hidayah Provinsi Aceh diikuti perwakilan dari 23 kabupaten kota.
Forum ini menjadi momentum memperkuat solidaritas anggota sekaligus menyusun program strategis lima tahun ke depan. (*)