Banda Aceh (Waspada Aceh) — Memasuki tahun keempat, Aceh Gayo Sustainable Investment Dialogue (Agasid) kembali hadir dengan komitmen untuk menjadikan Aceh sebagai magnet investasi berkelanjutan.
Digelar di The Pade Hotel, Rabu (13/11/2024), forum ini mengusung tema “Dari Visi ke Realitas, meningkatkan daya tarik investasi Aceh melalui digitalisasi, energi hijau, dan pariwisata berkelanjutan di Aceh”.
Plh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, Feriyana, menegaskan Agasid berperan penting sebagai ruang dialog yang konstruktif bagi investor domestik dan internasional. “Kami membuka peluang bagi investor untuk mengeskplorasi potensi besar Aceh yang kaya akan sumber daya alam dan energi terbarukan,” ujar Feriyana.
Menurut Feriyana, transformasi digital yang diterapkan dalam proses perizinan dan pelayanan di Aceh bertujuan memperlancar arus investasi.
“Seluruh peta potensi investasi di Aceh telah disusun per sektor dan per wilayah, sehingga memudahkan investor memahami peluang yang ada,” ujarnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Aceh, Rony Widijarto, turut menyoroti potensi ekonomi Aceh yang terus berkembang. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan ketiga, pertumbuhan ekonomi Aceh melampaui rata-rata Sumatra dan nasional, ditunjang oleh meningkatnya konsumsi masyarakat selama Pekan Olahraga Nasional (PON) yang lalu.
“Aceh memiliki potensi besar di sektor pertanian berkelanjutan, ekowisata, perikanan, dan energi hijau. Pengembangan sektor ini melalui hilirisasi dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi dan mendukung transisi ke ekonomi rendah karbon,” kata Romy.
Plt Sekretaris Daerah Aceh, Muhammad Diwarsyah, menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi yang terjalin dalam Agasid. Menurutnya, pariwisata berkelanjutan menjadi fokus utama dalam memanfaatkan keanekaragaman budaya dan keindahan alam Aceh tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan.
“Kami berharap melalui kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha, Aceh dapat mewujudkan visi sebagai pusat investasi berkelanjutan di sektor pariwisata dan energi hijau,” ujar Diwarsyah.
Ia juga menyebutkan potensi biomassa sebagai energi terbarukan yang mulai menarik perhatian investor di Aceh.
Sebagai bagian dari upaya memperkuat ekosistem investasi, Agasid 2024 penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) dengan Halal International serta Semua Pay Malaysia.
Kolaborasi ini diharapkan mampu mendigitalisasi kawasan Free Trade Zone (FTZ) Sabang, membuka akses bagi investor yang ingin memanfaatkan peluang di kawasan ini. (*)