“Sejak Oktober, Aceh sudah zero kasus PMK, dan atas dasar itu, Aceh mendapat penghargaan vaksinasi terbaik secara nasional”
—Kadisnak Aceh, Zalsufran—
Kini Aceh dinyatakan bebas kasus PMK (penyakit mulut dan kuku). Padahal ketika kasus ini merebak, kasus PMK di Aceh sempat mencapai sekitar 47 ribu kasus.
Berdasarkan data rekapitulasi Dinas Peternakan (Disnak) Aceh terkait jumlah hewan ternak yang divaksin, mencapai sebanyak 63.716 ekor. Sementara, total hewan yang terpapar PMK di Aceh, sebanyak 47.519 ekor. Dari jumlah itu, hewan yang dinyatakam sembuh 47.143 ekor.
Sedangkan 64 ternak dipotong paksa sebelum kondisinya lebih parah. Hanya 312 ekor hewan ternak yang mati karena PMK, yang tersebar di 17 kabupaten/kota di Aceh.
Dari total keseluruhan, kasus PMK terbanyak tercatat di Aceh Besar, kemudian Aceh Tamiang, disusul Aceh Utara, Bireuen dan Aceh Selatan. Meski penyebaran PMK sempat mengkhawatirkan di Aceh, namun atas kerja keras dari semua stakeholder, khususnya petugas lapangan, termasuk dokter hewan (vaksinator), penanganan PMK di Aceh berhasil sukses.
Kepala Dinas Peternakan Aceh Zalsufran mengungkapkan, sejak Oktober 2022, Aceh tercatat sebagi daerah zero kasus PMK. Tindakan cepat para petugas lapangan dalam memberi vaksinasi terhadap hewan ternak, mempunyai pengaruh besar atas keberhasilan Aceh dalam mengatasi PMK.
“Sejak Oktober Aceh sudah zero kasus. Program vaksinasi kita berhasil. Atas dasar itu, Aceh mendapat penghargaan Vaksinasi Terbaik Nasional,” kata Kepala Dinas Peternakan (Kadisnak) Aceh, Zalsufran, saat ditemui Waspadaaceh.com, di kantornya, Senin (7/11/2022).
Ketika itu Zalsufran baru menjabat sebagai Kepala Dinas Peternakan Aceh dan langsung dihadapkan kepada merebaknya kasus PMK. Walau begitu, atas kerja keras seluruh komponen dan stakeholder, didukung Polri dan TNI, Distanak Aceh berhasil mengatasi kasus PMK.
Aceh Vaksinasi Terbaik Nasional
Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Nasional, baru-baru ini mengapresiasi penanganan PMK yang dilaksanakan Pemerintah Aceh melalui Dinas Peternakan (Distanak) Aceh.
Apresiasi ini diberikan atas keberhasilan Aceh dalam melakukan penanganan PMK, melalui tindakan cepat pengobatan hewan ternak yang tertular PMK dan program vaksinasi. Sehingga Aceh tidak memerlukan waktu lama, mampu mencatatkan zero case atau nol kasus PMK di Aceh.
Atas keberhasilan tersebut, Kementerian Pertanian RI memberikan penghargaan kepada Gubernur Aceh serta sejumlah kepala daerah lainnya dan penyerahan penghargaan terkait sektor pertanian. Penghargaan diserahkan langsung Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, kepada Sekretaris Daerah Aceh Taqwallah selaku Ketua Satgas PMK Aceh, di Lapangan Upacara Kementerian Pertanian di Jakarta, Minggu sore (14/8/2022).
Pada kegiatan tersebut, Sekda Aceh turut didampingi Kepala Dinas Peternakan Aceh Zalsufran. Selain Aceh, peraih penghargaan pertanian 2022 pada kategori provinsi dengan tingkat vaksinasi PMK terbaik juga diberikan kepada Provinsi Jawa Timur dan Kalimantan Selatan.
Keterlibatan TNI/Polri dan Vaksinator
Zalsufran menuturkan, kasus hewan ternak terinfeksi PMK di Provinsi Aceh dilaporkan kini sudah nihil atau sudah sembuh total. Keberhasilan penanganan PMK ini berkat kerja keras dari semua pihak. Seperti pemerintah maupun masyarakat yang bersinergi dalam mencegah dan menanggulangi penyakit hewan ternak tersebut.
Zalsufran menyebutkan, keberhasilan dalam menangani kasus PMK di Aceh, Dinas Peternakan banyak mendapat bantuan dari TNI/Polri dan petugas vaksinator di lapangan.
“Keterlibatan Polri dan TNI, serta kemauan pak gubernur, Satgas penanganan PMK, sangat luar biasa. Itu mengapa kita bisa lebih cepat berhasil menangani PMK,” ucapnya.
Keterlibatan lintas sektor, lanjut Zalsufran, sangat jelas dan konsisten sampai ke tingkat bawah. “Sampai ke lapangan tetap ada pendampingan dari mereka (Polri dan TNI). Maka suksesnya penanganan PMK di Aceh merupakan kerja keras yang sangat bagus dari semua pihak,” jelasnya.
Peran vaksinator seperti dokter hewan dan para medis kabupaten/kota di lapangan, lanjut Zalsufran, patut diacungkan jempol. Dia menilai pejuang vaksinator di Aceh sukses melakukan tugas berat itu.
Petugas langsung gerak cepat turun ke lapangan memberikan vaksin kepada hewan ternak, Hewan ternak yang sudah tertular segera diobati, diberi vitamin dan diisolasi, sedangkan hewan yang masih sehat mendapat vaksin.
Dia mengakui, dalam melakukan penanganan PMK di Aceh tidak mudah. Harus memberikan motivasi serta membangun komunikasi yang baik dengan semua lintas sektor. Termasuk kepada masyarakat pemilik hewan ternak.
AKP Machfud, Ternak Bebas PMK
Ada pengalaman bermanfaat yang disampaikan oleh AKP Machfud, Kasat Reskrim Polres Nagan Raya. Ternyata di luar tugasnya sebagai polisi, Machfud memiliki usaha peternakan sapi dan kambing di Kabupaten Aceh Besar. Usaha ini dia percayakan kepada karyawan untuk menjalankan di bawah pengawasannya.
Menurut AKP Machfud, ketika kasus PMK merebak di Aceh, hewan ternaknya tetap aman. Dia mengakui, hewan ternaknya aman dan tidak terpapar virus berbahaya tersebut karena selalu berkonsultasi ke dokter hewan. Juga sering berkonsultasi dengan Dinas Peternakan.
Selain itu pengelola peternakannya sering memberikan vitamin dan vaksin agar ternak tetap terjaga kesehatannya. Apalagi ditambah dengan ramuannya sendiri, ratusan sapi dan ratusan kambing miliknya selamat dari ancaman wabah mematikan itu. (*)