Kamis, Mei 2, 2024
Google search engine
BerandaAbusyik Lapor Sengketa Tapal Batas Pidie – Aceh Besar

Abusyik Lapor Sengketa Tapal Batas Pidie – Aceh Besar

Sigli (Waspada Aceh) – Kunjungan Tim Pansus Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Daerah Pemilihan (DAPIL) II, ke Kabupaten Pidie, dimanfaatkan Bupati Pidie, Roni Ahmad alias Abusyik, melaporkan sengketa tapal batas Kabupaten Pidie dengan Aceh Besar.

Roni Ahmad menyampaikan hal itu saat menjamu makan siang rombongan Tim Pansus Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK) DPRA 2019, di pendopo bupati setempat di Sigli, Selasa (7/7/2020).

Hadir dalam rombongan tim Pansus DPRA itu, Wahyu Wahab Usman, Anwar Husen, Dahlan Jamaludin, Khairil Syahrial, Nurlelawati, Kartini, dan Muhammad Rizal Fahlevi Kirani.

Dalam kesempatan, itu Abusyik sapaan Roni Ahmad mengatakan, Kabupaten Aceh Besar telah mengklaim kawasan destinasi wisata alam Lingkok Kwieng, Kecamatan Padang Tiji dan Bumi Perkemahan Seulawah Scout Camp, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pada 30 November 2010, sebagai bagian dari wilayah pemerintahan Aceh Besar.

“Pada dasarnya antara Pidie dan Aceh Besar terjadi gejolak menyangkut tapal batas. Jadi perbatasan pada dasarnya kita ketahui bersama lokasi scout camp pramuka itu yang dibangun pada periode Gubernur Aceh Irwandi- Nazar, kembali pada daerah Pidie. Kemudian sekarang timbul permasalahan sehingga diangkat menjadi wilayah Aceh Besar,” lapor Abusyik.

Parahnya lagi, cerita Abusyik, tapal batas tersebut telah bergeser jauh masuk ke wilayah Kabupaten Pidie tepatnya pada tanjakan Moto Gileng. Dimana tanjakan Moto Gileng itu adalah Gampong Simpang Beutong, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie.

“Bahkan batasnya sudah digeser sampai ke wilayah Cot Moto Gileng. Bukan lagi di Tahura. Begitu pun Pidie tidak mau memasalahkannya, dan kami berharap Pemprov Aceh dalam hal ini Gubernur Aceh dan DPRA bisa menyelesaikan sengketa tapal batas tersebut,” katanya.

Lanjut Abusyik, lokasi objek wisata alam Lingkok Kwieng, Kecamatan Padang Tiji, kini menjadi destinasi wisata alam paling digandrungi, terutama oleh mereka anak-anak muda pencita alam.

“Karena Lingkok Kwieng sekarang menjadi salah satu destinasi wisata alam yang indah, maka pihak Aceh Besar juga sudah mengklaim itu wilayahnya,” imbuh Abusyik.

Padahal, lanjut Abusyik, semua lokasi tersebut telah memiliki tapal batas yang jelas sesuai batas-batas yang telah ditanam dan ditinggalkan oleh kolonial Belanda. Abusyik mengatakan bahwa 7 Kilometer di depan Lingkok Kwieng, terdapat alur sungai.

Satu cabang alur sungai tersebut turun mengalirkan air ke daerah Aceh Besar, sedangkan satunya lagi turun ke timur mengalirkan air ke Pidie. “Sebenarnya di atas Tahura, itu juga terdapat tapal batas yang dipasang oleh kolonial Belanda,” tandasnya. (b06)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER