Minggu, Desember 28, 2025
spot_img
BerandaAcehTangis dan Al-Qur'an: Potret Pilu dari Aceh Tamiang

Tangis dan Al-Qur’an: Potret Pilu dari Aceh Tamiang

Terima kasih, nak. Selama ini ke setiap rumah saya minta Al-Qur’an, tidak pernah mendapatkannya. Baru ini ibu dapat anakkuu…”

Kata-kata itu merayap keluar dari bibir yang bergetar, tenggelam dalam lautan isak tangis yang memilukan. Ibu ini tak kuasa menahan haru, dia memeluk erat relawan yang memberikannya Kitab Suci itu.

Di Dusun Sejahtera, Seumadam, Kecamatan Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Tamiang, Minggu (28/12/2025), mentari menjadi saksi bisu seorang ibu paruh baya mendekap erat mushaf Al-Qur’an, anugerah yang baru saja tiba di tangannya. Sentuhan lembut kitab suci itu seolah mengalirkan kekuatan baru ke dalam jiwa korban bencana yang sedang rapuh.

Banjir bandang telah merenggut segalanya dari kampung halamannya. Rumah yang dulu berdiri kokoh kini tinggal puing-puing kenangan. Harta benda hanyut ditelan derasnya air, meninggalkan luka menganga di hati setiap penduduk, salah satunya sang ibu tersebut.

Bantuan yang dijanjikan pemerintah seolah enggan menyapa, membiarkan mereka berjuang dalam keterbatasan.

Namun, di tengah nestapa yang mendalam, ada satu kerinduan yang terus membara dalam kalbu sang ibu: Al-Qur’an. Kitab suci itu bukan sekadar lembaran bertinta, melainkan pelipur lara, penuntun jiwa, tempat ia bersandar dan menemukan kedamaian.

Ketika Tim AQL Peduli tiba di kampung itu, membawa serta setumpuk harapan dan bantuan, sang ibu tak kuasa menahan air mata. Sebuah mushaf Al-Qur’an diserahkan kepadanya, dan dunia seolah berhenti berputar. Ia menunduk, memeluk erat kitab suci itu ke dadanya, dan melantunkan doa dengan suara bergetar:

“Hamba memohon kepada-Mu, ya Allah, dengan kitab suci Al-Qur’an ini. Hamba memohon kepada-Mu, ya Allah, sudahkanlah bencana alam ini, ya Allah. Ya Allah… ya Allah…”

Usai berdoa, ia mengusap air mata yang terus mengalir, dan kembali mengucapkan terima kasih kepada para relawan yang hadir. Bagi dirinya, mushaf itu bukan sekadar kitab suci, melainkan penguat iman dan penanda bahwa doanya didengar oleh Sang Pencipta.

Tim AQL Peduli terkejut betapa ibu ini sejak banjir merindukan Al Quran. Beberapa hari lalu tim Survey dari Pesantren Ibaddurrahman Stabat menemukan ibu ini yang menangis karena tidak mendapat bantuan dan menyebutkan orang hulu (mereka) tidak dapat bagian.

Hari ini, Minggu 28 Desember 2025, Tim AQL membagikan bantuan di kampung ini, berupa jet pum untuk sumur 2 buah, kompor, gas, peralatan masak, sembako (beras+ mi instan), sarden, air kemasan, alas tidur, kelambu, sajadah 100 lembar, mukena, sarung, pakaian dalam dewasa + anak-anak, snack dan mainan anak-anak, kaos laki-laki dewasa, minyak kayu putih, dan tentu Al-Qur’an.

Di tengah keterbatasan dan penderitaan, Al-Qur’an menjadi oase yang menyejukkan hati, membangkitkan harapan, dan menguatkan iman.

Di Dusun Sejahtera ini pula, tangis seorang ibu menjadi simbol kekuatan spiritual yang tak tergoyahkan, bukti bahwa cinta kepada Sang Pencipta mampu menembus batas ruang dan waktu.

Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berbagi, peduli, dan mengulurkan tangan kepada sesama, terutama mereka yang sedang dilanda musibah. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER