Jumat, November 28, 2025
spot_img
BerandaAcehBanjir Bandang–Longsor Putus Akses, Aceh Tengah Terisolir Empat Hari Warga Krisis Logistik,...

Banjir Bandang–Longsor Putus Akses, Aceh Tengah Terisolir Empat Hari Warga Krisis Logistik, Listrik dan Sinyal Padam Total

Takengon (Waspada Aceh) — Situasi di Kabupaten Aceh Tengah semakin kritis setelah hujan deras lebih dari sepekan memicu banjir bandang dan longsor yang memutus akses ke delapan kecamatan. Ribuan warga kini terisolir tanpa pasokan logistik, sementara listrik dan jaringan telekomunikasi padam total sejak empat hari terakhir.

Banjir bandang yang terjadi pada 26 November 2025 merusak jalur utama dan menutup puluhan ruas jalan dari dan menuju Takengon. Akibatnya, banyak warga terjebak di tengah perjalanan antarkecamatan karena longsor menutup akses dari arah pegunungan.

“Banyak masyarakat terjebak di tengah jalan antara kecamatan. Karena dikelilingi longsor dari gunung,” ujar Jurnalisa, warga Kota Takengon, Jumat (28/11/2025).

Akses utama menuju Bireuen dan Lhokseumawe juga terputus total setelah dua jembatan penghubung dilaporkan ambruk. Kabupaten Aceh Tengah praktis menjadi kantong terisolir di tengah Provinsi Aceh.

“Jembatan putus menuju Bireun. Jembatan putus menuju Lhokseumawe,” kata Jurnalisa.

Selain akses yang lumpuh, listrik padam total sejak empat hari lalu dan sinyal telekomunikasi hampir tidak tersedia. Warga kesulitan menghubungi keluarga maupun melaporkan kondisi darurat kepada pihak berwenang.

BPBD Aceh Tengah dalam laporan per 28 November menyebutkan seluruh 14 kecamatan terdampak pemadaman listrik, kerusakan sistem air bersih, serta gangguan telekomunikasi.

“Listrik juga putus total sudah empat hari. Sinyal sulit sekali,” ucap Jurnalisa.

Krisis logistik kini menjadi persoalan paling mendesak. Warga menyebut persediaan makanan hanya cukup untuk dua hari ke depan jika bantuan tidak segera tiba. Harga bahan bakar minyak (BBM) melonjak hingga Rp25 ribu per liter akibat suplai dari luar tidak dapat masuk.

“Akses makanan paling bertahan dua hari lagi. Harga minyak bensin sudah mulai dijual Rp25 ribu per liter,” ujar Jurnalisa.

BPBD sebelumnya mencatat 16 korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor di berbagai kecamatan. Sebagian besar korban terseret material longsor saat hujan deras mengguyur kawasan itu. Sebanyak 6.104 kepala keluarga mengungsi, dan 1.938 rumah dilaporkan rusak.

“Korban jiwa 15 meninggal dunia akibat terbawa longsor. Kabupaten Aceh Tengah terkurung akibat hujan lebat satu minggu lebih,” tutur Jurnalisa.

Takengon menjadi wilayah paling terdampak. Kabupaten berpenduduk sekitar 140 ribu jiwa itu membutuhkan bantuan mendesak berupa selimut, obat-obatan, makanan siap saji, serta BBM untuk mengoperasikan alat berat. Banyak desa tidak dapat dijangkau karena jalan dan jembatan rusak berat.

“Butuh bantuan selimut, obat-obatan dan lainnya. Situasi ini sangat keliru jika dibiarkan,” ujarnya.

Dengan hujan yang diprediksi masih terus turun, warga khawatir longsor susulan kembali terjadi. Pemerintah daerah telah menetapkan status tanggap darurat, namun distribusi bantuan masih terkendala akses yang lumpuh total.

“Kalau hujan terus menguyur, kemungkinan banjir atau longsor susulan akan ada,” kata Jurnalisa.

Warga berharap bantuan dari pemerintah pusat segera dikirim melalui jalur darurat maupun udara sebelum krisis kebutuhan pokok berkembang menjadi bencana kemanusiaan yang lebih besar. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER