Minggu, September 21, 2025
spot_img
BerandaEkonomiEkonomi Aceh Tumbuh 4,82 Persen, Sektor Pertanian Jadi Penopang Utama

Ekonomi Aceh Tumbuh 4,82 Persen, Sektor Pertanian Jadi Penopang Utama

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan II tahun 2025 sebesar 4,82 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Angka ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin, dalam rilis resmi statistik yang digelar pada Selasa (5/8/2025).

“Jika dibandingkan dengan triwulan I-2025 (quarter-to-quarter/q-to-q), pertumbuhan ekonomi Aceh juga menunjukkan peningkatan sebesar 3,02 persen,” ujar Tasdik.

Pertanian Jadi Penopang Utama 

Struktur ekonomi Aceh hingga saat ini masih ditopang oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang menyumbang 31,52 persen terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Di bawahnya, sektor perdagangan menyumbang 15,11 persen dan sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, serta jaminan sosial wajib menyumbang 9,18 persen.

Dari sisi pertumbuhan tahunan (yoy), hampir seluruh lapangan usaha mengalami pertumbuhan, kecuali sektor jasa perusahaan (-2,24 persen), konstruksi (-0,28 persen), dan administrasi pemerintahan (-0,22 persen).

Adapun sektor transportasi dan pergudangan mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 13,37 persen. Diikuti oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 6,93 persen, serta sektor industri pengolahan sebesar 6,50 persen.

Ekspor Dorong Pertumbuhan

Dari sisi pengeluaran, perekonomian Aceh didominasi oleh komponen ekspor barang dan jasa yang menyumbang 64,43 persen terhadap PDRB atas dasar harga berlaku triwulan II-2025.

Komponen lainnya adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga (55,24 persen) dan pembentukan modal tetap bruto (30,72 persen).

Namun, komponen impor barang dan jasa dari luar negeri yang menjadi faktor pengurang PDRB juga cukup besar, yakni sebesar 69,00 persen.

Secara tahunan, ekspor mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 17,62 persen.

Sementara itu, dua komponen tercatat mengalami kontraksi, yakni pengeluaran konsumsi pemerintah yang turun 9,40 persen dan pembentukan modal tetap bruto yang turun 2,13 persen. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER