Jumat, Juli 4, 2025
spot_img
BerandaEkonomiDPRA Apresiasi Kinerja PT PEMA

DPRA Apresiasi Kinerja PT PEMA

“Tentu ini sebuah prestasi, dan ada persepsi terbalik dari manajemen yang sempat dipertanyakan, kini sudah menyerahkan dividen yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya”

— Anggota Komisi III DPRA, Nurchalis —

Di tengah transisi kepemimpinan Direktur Utama (Dirut) PT Pembangunan Aceh (PEMA) dari Ali Mulyagusdin ke Mawardi Nur yang sempat menimbulkan kritikan, di satu sisi PEMA menunjukkan hal positif. Dimana, baru-baru ini PEMA baru saja menyetor deviden sebesar Rp26,7 miliar kepada Pemerintah Aceh.

Angka tersebut merupakan tertinggi dibandingkan deviden yang diterima Pemerintah Aceh selama beberapa tahun ke belakang.

Sebab pada tahun buku 2022, PEMA menyetorkan dividen sebesar Rp24,302 miliar yang diserahkan pada April 2023, begitu juga di tahun buku 2021 Pemerintah Aceh menerima deviden dari PEMA hanya sebesar 21,6 miliar.

Tentunya, ini sebuah prestasi dan mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk pengamat ekonomi dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA).

Anggota Komisi III DPRA, Nurchalis, secara khusus mengapresiasi kontribusi PEMA terhadap pendapatan daerah.

“Tentu ini sebuah prestasi, dan ada persepsi terbalik dari manajemen kemarin yang sempat dipertanyakan. Hari ini PEMA telah menyerahkan deviden yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya,” ujar Nurchalis kepada Waspadaaceh.com, Kamis (3/7/2025).

Ia menekankan bahwa dividen tersebut tidak hanya sebatas angka, melainkan merupakan hasil dari proyeksi keuntungan operasional PEMA yang sudah mulai menunjukkan arah yang positif.

“Kita di DPRA akan melakukan diskusi dengan manajemen PEMA untuk mendorong peningkatan lebih lanjut,” tambahnya.

Menurutnya, capaian dividen ini harus menjadi pijakan bagi PEMA untuk bekerja lebih maksimal ke depan, bukan justru mengalami penurunan.

“Kalau seandainya tahun ini besar, lalu tahun depan berkurang, tentu harus kita awasi kenapa bisa seperti itu,” tegas Anggota Komisi III yang membidangi perencanaan, keuangan, aset dan investasi

DPRA selaku mitra dari PEMA, akan terus mendorong agar deviden tahun depan harus lebih tinggi lagi serta juga dibarengi dengan proyeksi-proyeksi pendapatan baru atau melakukan bisnis to bisnis dengan melakukan kerjasama dengan pihak yang lain.

“Atau PEMA sendiri hadir sebagai, operator bisnis yang akan dilaksanakan ke depan untuk peningkatan pendapatan Aceh. Karena kehadiran PEMA itu adalah untuk mendorong pendapatan Aceh,” sebutnya.

Lebih lanjut, ia juga mendorong PEMA untuk bersinergi dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di tingkat kabupaten/kota guna membangun ekosistem usaha yang kuat dan berdampak luas.

“Kita dorong sinergisitas yang lebih baik antara PEMA dan BUMD daerah, sehingga kabupaten/kota juga ikut merasakan peningkatan pendapatan,” katanya.

Di samping dapat meningkatkan pendapatan Aceh, PEMA juga diharapkan melakukan pembenahan manajemen yang lebih profesional lagi.

Anggota Komisi III DPRA, Nurchalis. (Foto/Ist)

PEMA Harus Baca Peluang Bisnis

PEMA juga didorong untuk jeli membaca peluang bisnis berbasis keunggulan kompetitif Aceh. Kemudian, PEMA harus membangun komunikasi yang terintegrasi dengan perusahaan-perusahaan yang sudah ada di Aceh, baik swasta maupun BUMN.

Selanjutnya, PEMA juga harus membaca peluang-peluang pertumbuhan ekonomi atau keunggulan kompetitif hasil produksi Aceh.

PEMA juga harus menyiapkan permodalan, infrastruktur, dan SDM manajerial yang solid. Dengan demikian, pencapaian pendapatan baru dan proyeksi usaha ke depan dapat direalisasikan.

Optimisme dan Harapan

Nurchalis menaruh harapan besar terhadap PEMA sebagai katalisator ekonomi Aceh. Ia meyakini bahwa lahirnya PEMA adalah bagian dari semangat untuk mengurangi kemiskinan, membuka lapangan kerja, serta menumbuhkan potensi ekonomi daerah.

“PEMA harus keluar dari kepentingan-kepentingan tertentu dan fokus secara serius untuk menggenjot pendapatan Aceh,” ungkapnya.

Menanggapi dinamika kritik terhadap perusahaan, Nurchalis berpesan agar PEMA tidak larut dalam polemik.

“Kritisi yang terjadi selama ini adalah energi yang tidak perlu disikapi berlarut-larut. Yang lebih penting adalah bagaimana PEMA mempersiapkan manajemen profesional, membaca peluang investasi, dan membangun komunikasi yang intens,” tegasnya.

Nurchalis optimis, ke depan PEMA bisa menjadi kekuatan baru yang menghadirkan aura positif bagi pembangunan ekonomi Aceh. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER