Banda Aceh (Waspada Aceh) – Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, menerima kunjungan Duta Besar Kanada untuk Indonesia, Peter MacArthur, di pendopo wali kota di Banda Aceh, Rabu (13/2/2019).
Kedatangan Peter dalam rangka menjalin silaturahmi sekaligus mendengar secara langsung perkembangan terkini kota Banda Aceh.
“Selamat datang Pak Peter ke Banda Aceh. Kunjungan anda merupakan suatu kehormatan bagi kami. Semoga menyenangkan selama berada di Banda Aceh, dan selamat menikmati segala keunikan kota kami,” ujar Aminullah menyambut tamunya.
Aminulllah mengatakan, Banda Aceh mempunyai banyak potensi untuk dikembangkan seperti bidang pariwisata, perdagangan, jasa, kelautan, pendidikan, dan kesehatan. “Potensi wisata Banda Aceh luar biasa mulai dari cagar budaya, kuliner, dan kopi.”
“Banyak destinasi wisata di Banda Aceh yang tidak ada di daerah lain. Souvenirnya juga unik-unik. Dan jangan lupa cicipi kopi Aceh –kopi terenak di dunia, dan kuliner Banda Aceh yang berlabel 3E; enak, enak sekali, dan enaaak sekali,” katanya.
“Banda Aceh sedang giat-giatnya mengembangkan sektor wisata untuk mendongkrak perekonomian masyarakat. Kami mohon kepada Pak Dubes untuk ikut memperkenalkan sektor parwisata dan potensi Banda Aceh lainnya ke Kanada,” kata Aminullah lagi.
Pada kesempatan itu, Aminullah juga menjelaskan di Banda Aceh tidak pernah terjadi persoalan terkait SARA. “Banda Aceh sangat aman dan toleran. Kerukunan antar umat beragama di kota kami sudah terjaga sejak ratusan tahun yang lalu.”
Tak ketinggalan, wali kota mengucapkan terimakasih atas bantuan negara-negara donor termasuk Kanada pada masa rehab-rekon Banda Aceh pasca tsunami 2004. “Tanpa bantuan masyarakat dunia tak mungkin Banda Aceh bisa bangkit dan terus berkembang seperti hari ini,” ungkapnya.
“Terima kasih atas kunjugannya Pak Dubes. Mudah-mudahan ini awal baik bagi hubungan antara Banda Aceh dan Kanada,” pungkas Aminullah sembari berharap pertemuan lanjutan untuk membahas wujud kerja sama konkret antara kedua belah pihak.
Peter MacArthur merasa sangat terkesan dengan Banda Aceh. “Kota dan budayanya indah. Begitu juga dengan sunset-nya. Banyak objek wisata sejarah di Banda Aceh,” kata Peter yang baru pertama kali ke Banda Aceh.
“Saya melihat masa depan yang positif bagi Banda Aceh pasca konflik dan tsunami. Perubahannya sangat baik sekarang, dan akan saya laporkan ke pemerintah Kanada betapa telah banyak kemajuan yang dicapai Banda Aceh. Pak wali dan warga kota berhak merasa bangga atas capaian ini,” ungkapnya.
Peter pun akan mengupayakan kerja sama sister city antara Banda Aceh dan Calgari – sebuah kota di Kanada yang menurutnya memiliki banyak kesamaan. “Islam adalah agama kedua terbesar di Kanada, dan bahkan Wali Kota Calgari saat ini seorang muslim,” ungkapnya.
“Selain minyak dan gas, Calgari memiliki potensi di bidang pariwisata dengan pegunungan rocky-nya yang terkenal di dunia. Mereka juga unggul di bidang penghijauan taman-taman kota dan suplai air bersih.”
Dalam bidang pendidikan, sambungnya, beberapa universitas di Banda Aceh juga telah memiliki hubungan kerja dengan universitas di Kanada terutama yang membuka program studi Islam. “Sekarang tercatat ada sekitar 180 lebih mahasiswa Aceh yang tengah menempuh pendidikan di Montreal, Kanada,” ungkapnya.
Sementara soal bisnis, Kanada juga tertarik dalam usaha ekspor-impor kopi Aceh yang sangat digemari di Kanada dan negara-negara benua Amerika lainnya. “Kami akan bantu pengusaha-pengusaha di Banda Aceh dan juga berupaya mendatangkan pembeli atau pengusaha dari luar negeri ke sini,” ungkapnya lagi.
Pada pertemuan tersebut, Wali Kota Aminullah Usman turut didampingi Wakil Wali Kota, Zainal Arifin, Sekda, Bahagia, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Bachtiar, dan Kabag Administasi Perekonomian, M Ridha. (adv)