Banda Aceh (Waspada Aceh) – Cuaca buruk berupa hujan dan angin kencang yang melanda wilayah Banda Aceh dalam sepekan terakhir berdampak pada aktivitas nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lampulo. Akibatnya, harga ikan mengalami kenaikan signifikan.
Kondisi cuaca yang tidak menentu, dengan hujan sedang hingga deras, angin kencang, gelombang tinggi, membuat nelayan kesulitan melaut. Hal ini menyebabkan pasokan ikan di menurun, sehingga harga ikan melonjak hampir dua kali lipat.
“Harga ikan sudah naik sejak satu minggu terakhir. Ini karena angin kencang, nelayan susah melaut,” ujar Muhammad Amin, seorang pedagang ikan di TPI Lampulo, Rabu (14/5/2025).
Ia merinci, harga ikan sisik saat ini dijual Rp700.000 per keranjang, padahal sebelumnya hanya Rp400.000. Sementara ikan tongkol juga mengalami kenaikan dari Rp500.000 menjadi Rp800.000 per keranjang.
Sedangkan harga udang masih normal yaitu Rp70.000 per kilogram. Begitu pun dengan cumi-cumi dijual Rp65.000 per kilogram.
Meskipun harga ikan melambung, Muhammad Amin mengaku daya beli masyarakat masih stabil. Ia menyebutkan, ikan tetap menjadi kebutuhan utama bagi warga Aceh.
“Pembeli tidak berkurang, masih stabil seperti biasa. Karena ikan itu sudah jadi menu wajib di rumah masyarakat Aceh,” katanya.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk wilayah Aceh sejak 13 hingga 15 Mei 2025. Hujan lebat disertai petir dan angin kencang diperkirakan melanda beberapa kabupaten/kota, termasuk Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Selatan, dan sejumlah daerah lainnya.
Di Banda Aceh sendiri, berdasarkan pantauan, terjadi angin kencang disertai hujan intensitas sedang dalam beberapa hari terakhir. (*)