Selasa, April 22, 2025
spot_img
BerandaLaporan KhususSUPM Ladong Cetak Lulusan Siap Kerja di Industri Perikanan Global

SUPM Ladong Cetak Lulusan Siap Kerja di Industri Perikanan Global

Aceh Besar (Waspada Aceh) – Di tengah kekayaan sumber daya laut Aceh yang melimpah, kebutuhan akan tenaga kerja terampil menjadi tantangan tersendiri.

Kepala SUPM Ladong, Aceh Besar, Harun, mengatakan, menjawab kebutuhan itu, Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Ladong hadir sebagai ujung tombak pendidikan vokasional yang telah menyiapkan generasi muda Aceh menjadi SDM unggul di bidang kelautan dan perikanan.

Didirikan sejak 1986, SUPM Ladong telah melahirkan lulusan-lulusan profesional yang kini tersebar di berbagai perusahaan perikanan, baik dalam negeri maupun mancanegara.

Harun mengatakan bahwa peluang kerja lulusan sangat terbuka lebar.

“Lulusan kami bukan hanya diserap industri di dalam negeri, tetapi juga banyak yang bekerja di luar negeri seperti Jepang dan Korea,” kata Harun saat ditemui di Ladong, Aceh Besar. Senin (7/3/2025).

Pendidikan Gratis dan Sertifikasi Internasional

Sebagai sekolah vokasi di bawah naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), SUPM Ladong memberikan pendidikan gratis kepada siswa-siswi dari berbagai daerah di Aceh. Bahkan, para peserta didik tinggal di asrama dan mendapat bantuan biaya makan dari pemerintah.

Saat ini, SUPM Ladong telah membuka pendaftaran peserta didik baru untuk tahun ajaran 2025 dengan empat kompetensi keahlian utama: Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI), Teknika Kapal Penangkap Ikan (TKPI), Agribisnis Perikanan Air Payau dan Laut (APAPL), serta Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan (APHP).

Kepala Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ladong, Harun. (Foto/Cut Nauval D).

Lulusan sekolah ini dibekali berbagai sertifikasi penting seperti ANKAPIN & ATKAPIN, Basic Safety Training (BST), CBIB & CPIB, hingga sertifikasi HACCP yang membuka akses lebih luas ke dunia industri perikanan nasional maupun global.

Tak hanya bekerja di sektor industri, lulusan SUPM Ladong juga didorong untuk kembali membangun daerah asal mereka melalui usaha perikanan keluarga. Hal ini menjadi penting, mengingat banyak wilayah pesisir Aceh masih membutuhkan inovasi dan penguatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan hasil laut.

“Kami ingin mereka kembali ke daerah dan menjadi motor penggerak ekonomi lokal melalui usaha perikanan,” ujar Harun.

Dari data internal sekolah, tercatat sebanyak 23 lulusan tahun 2024 telah bekerja di kapal perikanan. Namun, jumlah sebenarnya diyakini lebih besar karena jaringan alumni aktif terus memperbarui informasi pekerjaan mereka di berbagai belahan dunia.

Kemitraan dengan Dunia Industri

Saat ini, SUPM Ladong telah menjalin kerja sama dengan 14 mitra industri perikanan yang aktif memberikan peluang kerja dan pelatihan kepada siswa.

Model pendidikan ini membuktikan bahwa kolaborasi antara lembaga pendidikan dan dunia usaha menjadi kunci dalam mencetak tenaga kerja siap pakai.

“Setiap mitra kami punya peran berbeda, ada yang menerima lulusan untuk bekerja, ada juga yang menyediakan pelatihan dan magang. Ini memperluas akses siswa ke dunia kerja,” jelas Harun.

Dia juga menjelaskan dengan sumber daya laut yang luas, perairan strategis di Selat Malaka dan Samudera Hindia, serta lembaga pendidikan vokasional seperti SUPM Ladong, Aceh punya semua elemen untuk menjadi pusat pengembangan industri perikanan yang modern, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi.

Jika dikelola secara serius, sektor ini bukan hanya menjadi penopang ekonomi, tapi juga menyerap ribuan tenaga kerja muda yang memiliki kompetensi global. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER