Minggu, Maret 16, 2025
spot_img
BerandaTulisan FeatureBerkeliling Kota Tua Melaka dengan Becak Hias yang Unik

Berkeliling Kota Tua Melaka dengan Becak Hias yang Unik

“Banyak wisatawan yang cube naik, ramai turis dari luar Malaysia termasuk dari Aceh, nak pusing-pusing kat sini”

Berjalan di sepanjang jalan-jalan bersejarah Melaka, wisatawan akan disambut oleh deretan becak hias yang unik.

Dengan warna-warna cerah, lampu kelap-kelip, serta dekorasi karakter kartun seperti Hello Kitty, Minion, hingga Doraemon, becak-becak ini menarik perhatian siapa saja yang berkunjung. Ditambah dengan alunan musik yang mengiringi perjalanan, pengalaman berkeliling kota menjadi lebih menyenangkan dan unik.

Melaka terletak di pesisir barat daya Semenanjung Malaysia, sekitar 150 Km dari Kuala Lumpur. Kota ini memiliki sejarah panjang sebagai pusat perdagangan sejak abad ke-15.

Karena nilai sejarahnya yang tinggi, Melaka dianugerahi status World Heritage City oleh UNESCO pada tahun 2008. Bangunan-bangunan tua bergaya Kolonial, seperti Christ Church yang berwarna merah dan Stadthuys peninggalan Belanda, menjadi ikon utama kota ini.

Selain itu, benteng A Famosa yang dibangun oleh Portugis pada abad ke-16 juga menjadi salah satu situs bersejarah yang masih tersisa.

Becak hias di Melaka pertama kali mulai beroperasi pada tahun 2016. Sejak saat itu, moda transportasi ini berkembang pesat dan menjadi salah satu ikon wisata kota. Tidak hanya sebagai alat transportasi, becak ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana kota tua dengan cara berbeda.

Pada Kamis (20/2/2025), jurnalis Waspada Aceh berkesempatan mengunjungi Melaka dan menyaksikan langsung antusiasme wisatawan terhadap becak hias. Ahmad, salah seorang pengayuh becak hias, berbagi pengalamannya mengantar wisatawan berkeliling kota.

“Banyak wisatawan yang cube naik, ramai turis dari luar Malaysia termasuk dari Aceh, nak pusing-pusing kat sini,” ujarnya.

Tarif naik becak ini bervariasi tergantung rute dan durasi perjalanan. Umumnya, wisatawan dikenakan biaya sekitar 20 hingga 30 ringgit Malaysia untuk perjalanan singkat mengelilingi kawasan bersejarah.

Dian, seorang wisatawan asal Aceh, tampak terpesona melihat deretan becak hias berwarna-warni yang melintas di depannya. Ia tidak menaiki becak, namun terus mengabadikan pemandangan unik tersebut dengan kamera ponselnya.

“Terkesan dengan suasana di sini. Becaknya lucu dan penuh warna, apalagi setiap becak ikon desain dan lagu yang berbeda. Apalagi kalau malam hari, lampu-lampunya yang berkerlap-kerlip suasanany jadi semakin meriah,” ujarnya antusias.

Selain becak hias, Melaka juga menawarkan berbagai destinasi menarik lainnya. Wisatawan dapat menyusuri Sungai Melaka dengan perahu, mengunjungi Benteng A Famosa.

suguhan komplek bangunan peninggalan Belanda berwarna merah tua mendominasi pusat wisata Kota Melaka ini.

Di bagian barat Melaka Mile, berjajar bangunan mulai dari menara jam atau Clock Tower, Gereja tua Christ Church, Melaka Art Gallery dan Air Mancur Ratu Victoria di bagian tengah-tengahnya.

Tak jauh dari Red Square, sebuah benteng dengan lima meriam masih berdiri kokoh. Dibangun Belanda pada 1641, keamanan kota, pelabuhan, dan sungai di Kota Melaka bisa mudah dipantau pasukan melalui benteng tersebut.

Dengan status sebagai kota warisan dunia UNESCO, Melaka terus menarik perhatian wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Keberadaan becak hias menjadi salah satu ikon kota ini yang memberikan pengalaman wisata berbeda dan tak terlupakan. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER