Sabtu, Oktober 19, 2024
BerandaAcehHenry Manampiring Ajak Warga Aceh Hadapi Kegagalan dengan Stoikisme

Henry Manampiring Ajak Warga Aceh Hadapi Kegagalan dengan Stoikisme

Banda Aceh (Waspada Aceh)– Penulis Filosofi Teras, Henry Manampiring, berbagi pandangan tentang bagaimana menghadapi kegagalan lewat Stoikisme.

Dalam acara Bincang Literasi bertema “Menghadapi Kegagalan dengan Stoikisme” di Perpustakaan Aceh, Sabtu (18/10/2024). Henry membahas bagaimana filosofi kuno ini bisa membantu seseorang menerima kegagalan sebagai bagian dari hidup ia menyebut dengan  “gagalogy ala stoik”.

“Stoikisme mengajarkan kita untuk tidak takut gagal. Kegagalan itu bagian dari perjalanan yang harus diterima dengan tenang,” kata Henry penulis mega best seller ini.

Henry juga menjelaskan, Stoikisme berasal dari filsafat yang sudah ada sejak 2.300 tahun lalu. Awalnya, Stoikisme dikembangkan oleh Zeno, seorang pedagang kaya dari Siprus yang jatuh miskin setelah kapalnya karam.

Dari sana, Zeno belajar filsafat di Athena dan kemudian mengembangkan ajarannya sendiri yang mengedepankan ketenangan dalam menghadapi apa pun.

Pengalaman pribadi Henry dengan kegagalan juga ia bagikan. Pada 2017, ia didiagnosis menderita depresi klinis. Kondisi itu membuatnya mulai mencari jawaban, hingga akhirnya menemukan Stoikisme melalui buku How to be a Stoic karya Massimo Pigliucci.

“Dengan Stoikisme, saya belajar mengendalikan emosi negatif dan menerima keadaan yang tidak bisa saya ubah,” jelas Henry.

Henry menegaskan bahwa Stoikisme mengajarkan dua hal utama: pertama, ada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, seperti tindakan orang lain dan kondisi alam. Kedua, ada hal-hal yang bisa kita kendalikan, seperti persepsi dan reaksi kita sendiri.

“Kita tidak bisa mengendalikan banyak hal di luar sana, tapi kita bisa mengendalikan pikiran dan sikap kita,” lanjutnya.

Lebih jauh, ia mengajak peserta untuk tidak merasa terintimidasi oleh kegagalan.

“Kegagalan itu menakutkan, tapi jangan biarkan itu menghentikanmu. Justru, pengalaman ini bisa membuat hidup kita lebih bermakna,” tutupnya.

Henry berharap para peserta dapat mengubah pandangan mereka terhadap kegagalan, melihatnya sebagai bagian dari proses belajar dan tumbuh dalam hidup. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER