Banda Aceh (Waspada Aceh) – PT Pembangunan Aceh (PEMA) siap memasok cangkang sawit sebagai bahan baku biomassa untuk PLTU 1&2 Nagan Raya, mendukung transisi energi bersih dengan memanfaatkan limbah industri kelapa sawit.
Dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan oleh Jurnalis Ekonomi Aceh (JEA), Jumat (11/10/2024), Manajer Industri dan Perdagangan PT PEMA, Sadikin Nugraha, mengungkapkan potensi besar cangkang sawit sebagai sumber energi alternatif.
PLTU 1&2 Nagan Raya saat ini tengah melakukan transisi ke energi bersih dengan menerapkan co-firing, yakni mencampurkan bahan bakar batu bara dengan biomassa, cangkang sawit menjadi salah satu pilihan biomassa.
“Kami sebagai subkon sedang dalam proses tender untuk memasok cangkang sawit yang merupakan limbah dari industri kelapa sawit. Limbah ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar energi,” ujarnya.
Menurut Sadikin, sekitar 70.000 hingga 80.000 ton cangkang sawit yang dihasilkan dari seluruh Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Aceh.
“Dengan memanfaatkan limbah ini, kami berharap dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan memberikan solusi energi yang lebih ramah lingkungan,” tambahnya.
Lebih dari sekadar penyuplai, PT PEMA juga berambisi untuk menjadi eksportir cangkang sawit yang diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat Aceh.
Nilai potensi ekonomis dari limbah ini diperkirakan bisa mencapai 1,2 triliun rupiah per tahun. “Kami berkomitmen untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga menjajaki peluang ekspor yang dapat membawa manfaat ekonomi lebih besar,” jelas Sadikin
Namun Ia juga menyampaikan tantangan yang dihadapi, terutama terkait mekanisme tender yang sering kali dilakukan di tingkat pusat.
“Kami berharap ada dukungan dari pemerintah untuk memastikan pasokan yang stabil dan aksesibilitas yang lebih baik bagi kami dalam mendapatkan bahan baku,” katanya.
Dengan inisiatif ini, PT PEMA berharap dapat mendukung program pemerintah dalam transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh melalui pemanfaatan sumber daya lokal. (*)
