PENGANTAR REDAKSI
Pekan Olahraga Nasinal (PON) XXI Aceh-Sumut 2024, yang dibuka Presiden Joko Widodo di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Senin lalu (9/9/2024), resmi ditutup pada Jumat malam (20/9/2024) oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, di Sport Center Provinsi Sumatera Utara di Kualanamu, Deliderdang.
Untuk mengetahui lebih jauh penyelenggaraan PON yang baru pertama di Aceh ini, berikut penjelasan Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Dr Safrizal ZA, MS.i sekaligus Ketua PB PON XXI/2024 Wilayah Aceh, menjawab pertanyaan Waspada, Jumat (20/9/2024).
Waspada (Wsp):
Bagaimana pelaksanaan PON di Aceh secara umum?
Pj Gubernur Safrizal ZA (SZ):
Melihat pelaksanaan PON XXI di Aceh yang dimulai pada 9 September, saya merasa bangga yang mendalam terhadap semua usaha dan dedikasi yang telah ditunjukkan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, KONI, panitia penyelenggara, dan masyarakat setempat.
Secara keseluruhan, event ini telah berlangsung dengan baik, menampilkan banyak momen berharga yang tidak hanya merayakan prestasi olahraga, tetapi juga memperkuat semangat persatuan dan kebersamaan di antara berbagai provinsi. Partisipasi atlet dari seluruh penjuru Indonesia menunjukkan bahwa olahraga memiliki kekuatan luar biasa dalam menyatukan kita, terlepas dari perbedaan latar belakang, suku, dan budaya.
Namun, di tengah keberhasilan tersebut, kita tidak dapat mengabaikan beberapa kendala yang muncul selama pelaksanaan PON XXI. Masalah konsumsi yang terlambat dan kurang memenuhi standar, serta beberapa venue yang mengalami kerusakan akibat cuaca ekstrem, menjadi tantangan yang perlu dihadapi.
Kendala- kendala itu menegaskan pentingnya manajemen yang lebih baik dan perhatian detail dalam penyelenggaraan event besar seperti ini. Kami menyadari bahwa setiap aspek, mulai dari logistik hingga fasilitas, memiliki dampak langsung terhadap pengalaman atlet dan pengunjung.
Saya sangat menghargai respons cepat dan kerja keras semua pihak dalam menangani tantangan yang ada selama PON berlangsung. Setiap kendala yang muncul bukanlah akhir, tetapi merupakan kesempatan bagi kita untuk belajar, beradaptasi, dan berinovasi. Dengan melakukan evaluasi menyeluruh setelah event ini, kita dapat mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki dan memastikan bahwa permasalahan serupa tidak terulang di masa mendatang.
Harapan saya, PON XXI di Aceh tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga pelajaran berharga yang dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan event olahraga di Indonesia ke depan. Mari kita terus berkomitmen untuk menyediakan pengalaman terbaik bagi atlet, pengunjung, dan semua pihak yang terlibat.
Dengan semangat kebersamaan dan kolaborasi, kita dapat menjadikan PON XXI sebagai tonggak penting bagi kemajuan olahraga dan kebudayaan, serta sebagai simbol persatuan yang dapat menginspirasi seluruh bangsa.
Wsp:Â Apa tanggapan para atlet atau ofisial PON dari berbagai provinsi terhadap Aceh?
SZ: Tanggapan para atlet dan ofisial PON dari berbagai provinsi terhadap pelaksanaan PON XXI di Aceh umumnya sangat positif. Banyak yang mengapresiasi sambutan hangat dari masyarakat Aceh, yang menciptakan suasana akrab dan mendukung selama event berlangsung. Mereka merasa terkesan dengan keindahan alam dan kekayaan budaya Aceh, yang memberikan pengalaman unik selama kompetisi.
Dalam rapat harian Chief de Mission (CdM) yang digelar di Rumah Dinas Wakil Gubernur Aceh kemarin, banyak diantara para perwakilan kontingen, menyampaikan terima kasih yang mendalam atas pelayanan yang mereka terima.
Namun, beberapa atlet dan ofisial juga menyampaikan harapan untuk perbaikan dalam hal logistik, seperti konsumsi agar lebih terorganisir di masa depan. Meskipun terdapat beberapa kendala, semangat persaingan yang tinggi dan momen bersejarah, seperti banyaknya rekor yang dipecahkan, tetap menjadi sorotan utama.
Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa kendala awal terkait logistik, seperti masalah konsumsi, tanggapan positif yang muncul di akhir event menunjukkan bahwa kerja keras dan responsifnya panitia dalam menangani keluhan telah memberikan kesan yang baik bagi para kontingen. Semua pihak berharap pengalaman berharga ini akan memperkuat hubungan antar provinsi dan menjadikan PON XXI di Aceh sebagai contoh bagi penyelenggaraan event olahraga di masa mendatang.
Wsp : Apa harapan untuk prestasi Aceh pada PON yang akan datang.
SZ: Melihat capaian yang diraih Aceh sejauh ini, yaitu pada posisi 6 besar dengan raihan 177 medali, kita berharap ke depan untuk mampu mempertahankan dan meningkatkan capaian ini.
Masyarakat dan pemerintah berharap agar Aceh dapat memanfaatkan pengalaman dari PON XXI untuk terus mengembangkan potensi atlet dan meningkatkan fasilitas olahraga. Dengan perhatian yang lebih besar terhadap pelatihan dan pembinaan, diharapkan atlet-atlet Aceh mampu bersaing lebih ketat di tingkat nasional.
Selain itu, diharapkan juga adanya dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan olahraga. Partisipasi aktif dalam kompetisi dan event olahraga lainnya akan menjadi langkah penting dalam membangun mental juara.
Akhirnya, harapan besar agar prestasi Aceh tidak hanya terlihat dalam medali, tetapi juga dalam peningkatan semangat dan kebanggaan masyarakat terhadap olahraga. Dengan dedikasi dan kerja keras, Aceh dapat kembali menunjukkan prestasinya di PON yang akan datang, membawa nama baik provinsi dan memperkuat rasa persatuan di seluruh Indonesia.
Wsp: Apa yang perlu dievaluasi atas pelaksanaan PON di Aceh-Sumut?
SZ: Pelaksanaan PON di Aceh-Sumut memerlukan evaluasi di beberapa aspek penting. Seperti manajemen logistik, terutama terkait konsumsi perlu diperbaiki agar lebih terorganisir dan memenuhi standar, sehingga pengalaman atlet dan ofisial tidak terganggu.
Selanjutnya, infrastruktur venue harus diperhatikan, dengan memastikan bahwa semua fasilitas dalam kondisi baik dan siap digunakan, untuk menghindari kerusakan yang dapat mengganggu jalannya kompetisi.
Kemudian, koordinasi antara panitia penyelenggara, pemerintah daerah, dan masyarakat harus diperkuat untuk memastikan komunikasi yang efektif dan respons cepat terhadap masalah yang muncul selama event.
Umpan balik dari atlet dan ofisial juga sangat penting. Mengumpulkan masukan mereka tentang pengalaman selama PON dapat memberikan wawasan berharga untuk perbaikan di masa mendatang. Dengan evaluasi menyeluruh, diharapkan pelaksanaan PON berikutnya dapat lebih baik dan memberikan dampak positif yang lebih besar bagi perkembangan olahraga di Indonesia.
Selain itu, faktor cuaca juga merupakan aspek penting yang perlu dievaluasi dalam pelaksanaan seperti pada PON di Aceh-Sumut. Cuaca yang tidak menentu, seperti hujan deras atau panas yang ekstrem, dapat memengaruhi kenyamanan atlet, penonton, dan pelaksanaan pertandingan.
Wsp: Terkait bonus PON kapan bisa diberikan kepada atlet peraih medali emas, perak dan perunggu. Nilainya?
SZ: Untuk bonus, sebagaimana sudah pernah kami sampaikan, bahwa Pemerintah Aceh telah menyiapkan bonus bagi atlet yang berhasil meraih medali emas pada PON XXI Aceh-Sumut 2024. Bonus minimum sebesar Rp300 juta akan diberikan dengan kemungkinan tambahan jika Aceh berhasil menembus peringkat 10 besar, atau bahkan melampaui prestasi PON Papua yang berada di peringkat 12.
Insya Allah untuk bonus ini kita anggarkan pada tahun 2025, dan akan langsung kita berikan kepada atlet Aceh peraih medali nantinya. Pemberian bonus ini bertujuan untuk menghargai usaha dan dedikasi atlet, serta meningkatkan motivasi mereka untuk berprestasi lebih baik.
Dengan adanya bonus ini, juga bisa menjadi motivasi bagi atlet-atlet yang belum berhasil untuk semakin giat berlatih dalam menghadapi event yang akan datang.
Wsp: Selain perolehan medali yang luar biasa bagi tuan rumah, Aceh, dari urutan 12 nasional sekarang urutan 6 nasional, ada hal lain yang menurut pak Pj Gubernur lebih penting, selain yang kasat mata tadi?
SZ: Terjadi perubahan persepsi yang ketika atlet masih di daerah, negatif, namun begitu tiba di Aceh, ia mengalami hal yang positif. Seperti masyarakat yang ramah tamah, makanan yang enak dan ramah di kantong.
Makanan dan minuman Aceh, kuah belangong, sanger, BMW (boh manok weng) dan lain- lain akan diminati di luar Aceh. Efek ikutannya, multiplayer efek meningkat. Sedikitnya uang yang beredar selama PON di Aceh sebesar Rp8,6 triliun.
Untuk itu, paska PON, Aceh harus lebih siap menggelar event- event nasional dan internasional. Ini bagian dari program sport turisme, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Aceh. (***)