Banda Aceh (Waspada Aceh) – PT Karya Tanah Subur (KTS) telah berhasil melalui puncak musim kemarau dengan tetap zero Kebakaran Lahan dan Hutan (Karhutla). Seperti tahun-tahun sebelumnya, PT KTS yang terletak di wilayah Aceh Barat ini dikatakan aman dari adanya potensi kebakaran.
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi pada Juli dan Agustus 2024.
Meski dikatakan aman dan tidak ditemukan hotspot, namun PT KTS yang merupakan anak usaha dari PT Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro), tetap melakukan kegiatan terkait dengan pencegahan Karhutla sesuai dengan komitmen dan kebijakan Astra Agro dalam menjalankan bisnis yang berkelanjutan.
Community Development Area Manager Aceh, Riduan Manik, menegaskan bahwa PT KTS tetap siaga dan sigap dalam menangani pencegahan Karhutla, terutama dalam menyiapkan dan memanajemen sumber daya manusia serta Sarana dan Prasarananya (Sarpras).
“PT KTS termasuk ke dalam lowrisk kebakaran lahan, meski demikian kesiapsiagaan tim dan peralatan harus konsisten ready. Kami tetap melakukan segala ketentuan sesuai dengan peraturan Menteri Pertanian nomor 5 tahun 2018 terkait pengolahan lahan perkebunan tanpa membakar,” papar Riduan, Senin (9/9/2024).
Dengan perkiraan puncak cuaca panas ekstrem pada bulan Agustus lalu, maka semua pihak harus siaga dengan personel dan Sapras yang ada. Hal itu sesuai dengan instruksi saat koordinasi bersama pemerintah provinsi, serta secara aktif melakukan pengelolaan mitigasi kebakaran di area konsesi dan sekitarnya.
Selain itu terkait dengan pencegahan, PT KTS mempersiapkan personel yang dibagi menjadi dua, di antaranya personel internal dan personel eksternal. Dari tim internal dibentuk tim yang terdiri dari karyawan PT KTS yang telah dipilih kemudian dilakukan pelatihan rutin serta kolaborasi multipihak yang telah tersertifikasi melalui Manggala Agni.
Sedangkan dari pihak eksternal PT KTS membentuk dan membina masyarakat sekitar dengan membangun kelembagaan dalam Masyarakat Peduli Api (MPA). MPA ini dibentuk dengan bekerjasama oleh pihak kepolisian setempat, Dinas Lingkungan Hidup, serta Dinas Perkebunan.
“Saat ini PT KTS telah memiliki dua kelompok MPA dari dua desa di ring 1 perusahaan, kami akan bina dan terus beri edukasi terkait dengan pencegahan dan penanganan kebakaran lahan,” kata Assistant CSR dan Fire PT KTS, Ashar Khoirurozi.
Tak hanya itu, lanjut Ashar, PT KTS juga memiliki menara pantau serta sistem pantau udara melalui drone untuk melihat potensi kebakaran. Selain itu, pihaknya juga melakukan patroli rutin, serta pengecekan Sarpras secara berkala, untuk memastikan segala sarana dan prasarana dapat berfungsi dengan baik. (*)