Banda Aceh (Waspada Aceh) – Gampong atau desa menjadi fondasi utama dalam pembangunan di Provinsi Aceh.
Sektor penting seperti pertanian, peternakan, perikanan, kesehatan, pendidikan, infrastruktur, pengentasan kemiskinan termasuk wisata semua berawal dari gampong.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong (DPMG) Aceh, T. Aznal Zahri, menegaskan komitmennya untuk terus memberdayakan masyarakat gampong guna meningkatkan kualitas hidup mereka dan meningkatkan kapasitas aparatur gampong.
“Semua sektor bermula dari gampong, Oleh karena itu, kami fokus pada pengembangan kapasitas dan sumber daya manusia, peningkatan paran serta masyarakat dengan pengembangan dan pengelolaan potensi lokal,” kata T Aznal saat ditemui waspadaaceh.com, Kamis (18/7/2024).
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong (DPMG) Aceh mengusung tagline “Membangun Aceh dari Gampong.” Dengan prinsip ini, semua pembangunan di semua sektor dimulai dari gampong. Jika gampong maju dan sejahtera, maka kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi akan turut maju dan sejahtera, karena seluruh Aceh terdiri dari gampong, bukan kelurahan.
Pada 2024 ini, dana desa memprioritaskan pada pengentasan kemiskinan ekstrem, ketahanan pangan, dan program pencegahan stunting.
Lanjutnya, anggaran yang bersumber dari Kementerian Dalam Negeri diprioritaskan untuk Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD).
Sebanyak 17.000 lebih aparatur gampong akan dilatih untuk meningkatkan kapasitas dan efektivitas mereka dalam melaksanakan tugas-tugas pembangunan dan pemberdayaan masyarakat gampong.
T Aznal mengatakan aparatur gampong memegang peran sangat strategis dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Mereka perlu memahami kondisi dan potensi gampong serta terus meningkatkan kapasitas diri.
Pembinaan terhadap Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) juga menjadi prioritas, terutama dalam perencanaan, manajemen dan pengelolaan keuangan.
Aceh, dengan total 6.500 gampong, adalah provinsi dengan jumlah desa terbanyak ketiga di Indonesia. Upaya peningkatan kapasitas dan pembangunan gampong ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan Aceh secara keseluruhan.
Contohnya, beberapa gampong mungkin unggul dalam sektor perikanan, sementara gampong lain mungkin fokus pada peningkatan UMKM kerajinan yang melibatkan perempuan. Pendekatan ini bertujuan agar setiap gampong dapat menjadi mandiri dan memaksimalkan potensi lokalnya.
“Kami mengimbau gampong-gampong di Aceh untuk terus berinovasi dan berkolaborasi. Kami berharap masyarakat gampong semakin mandiri,sejahtera dan mampu memanfaatkan potensi lokal yang ada,” tutup Aznal.
Pembangunan dari gampong diharapkan mampu menggerakkan roda ekonomi menjadi fondasi kuat bagi pembangunan Aceh. (*)