Banda Aceh (Waspada Aceh) – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Achmad Marzuki meminta kepada United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) untuk menyiapkan tempat bagi pengungsi Rohingya yang ada di Aceh.
Terutama bagi pengungsi Rohingya yang saat ini sudah mendarat selama dua kali di Kota Sabang. Apalagi, diketahui saat ini warga Sabang menolak keberadaan pengungsi Rohingya.
“Kami sudah bicara dan berkoordinasi dengan pihak UNHCR menyangkut penanganan imigran Rohingya yang tiba di Sabang beberapa hari lalu. Kami juga sampaikan supaya mereka menyiapkan lokasinya,” katanya kepada wartawan di Banda Aceh, Selasa (5/12/2023).
Ia mengatakan penanganan imigran Rohingya tersebut dilakukan sesuai kemampuan daerah. Sampai saat ini, Pemerintah Aceh juga telah menyurati kementerian terkait bagaimana solusi penanganan selanjutnya imigran Rohingya tersebut.
“Kami juga terus membangun komunikasi dengan UNHCR dan IOM agar keduanya berperan dalam penanganan imigran tersebut. Kemenko Polhukam dan Kemenkumham juga menyurati kami untuk dicarikan solusi bagaimana penanganan terhadap imigran Rohingya yang ditampung di beberapa tempat di Aceh,” ujarnya.
Sementara, terkait dengan penolakan masyarakat terhadap kehadiran imigran Rohingya, ia mengatakan masyarakat sendiri yang mengetahuinya mengapa mereka menolak kehadiran imigran Rohingya. Penolakan tersebut juga ada kaitannya dengan kearifan lokal masyarakatnya.
“Penolakan tersebut tergantung masyarakat dan kearifan lokalnya. Itu yang tahu masyarakatnya. Kami juga meminta daerah terus saling berkoordinasi menyangkut penanganan imigran Rohingya tersebut,” sebutnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 139 imigran Rohingya kembali mendarat di pesisir Pantai Ie Meulee, Kecamatan Suka Jaya, Kota Sabang, Provinsi Aceh, pada Sabtu (2/12/) sekira pukul 02.30 WIB.
Kemudian, sebanyak 219 imigran Rohingya berlabuh di Pantai Ujong Kareung, Sabang, pada Selasa (21/11/3023) pukul 23.00. Selanjutnya, 219 imigran tersebut dipindahkan ke tempat penampungan di Kota Lhokseumawe. (*)