Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pekan Kebudayaan Aceh ke-8 resmi dibuka Sabtu malam (4/11/2023) di Banda Aceh. Ribuan masyarakat ikut menyemarakkan event ini.
Acara pembukaan ditandai dengan pukulan lesung tumbuk padi yang dilakukan Staf Ahli Bidang Transformasi Birokrasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Didi Suhardi, Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki, Kadisbudpar Aceh Almuniza Kamal, Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Alhaytar, dan pejabat lainnya.
Suasana Taman Sultanah Safiatuddin di Banda Aceh tempat acara digelar, dipadati ribuan pengunjung. Mereka antusias menyaksikan berbagai atraksi budaya yang ditampilkan oleh seniman dan budayawan di Aceh.
Acara pembukaan ini juga dihadiri oleh tamu undangan dari berbagai kalangan, termasuk perwakilan negara dari Malaysia, India, dan Jepang. Mereka tampak menggunakan pakaian adat Aceh, yang menambah kekhasan dan keindahan acara. Lampu sorot warna-warni juga menambah semarak suasana.
Staf Ahli Bidang Transformasi Birokrasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Didi Suhardi, mengatakan kegiatan ini kembali mengingatkan bahwa Aceh salah satu pintu gerbang jalur rempah di Nusantara. Rempah di Aceh mengalami puncak kejayaan abad 16-18.
“Aceh menjadi penghasil rempah terbaik dunia. Kami apresiasi tema ini. Semoga dengan tema rempah ini bawa kembali kejayaan Aceh terhadap industri rempah. Harapannya dengan rempah ini memakmurkan masyarakat Aceh,” tutur Didi.
Di akhir sambutannya ia membaca sebuah pantun “Hari Sabtu pergi ke Aceh, singgah sebentar makan srikaya. Mari ramaikan pesta budaya Aceh, dalam upaya melestarikan budaya”
PJ Gubernur Aceh, Achmad Marzuki dalam sambutannya juga mengatakan bahwa PKA merupakan panggung dinamika sosial budaya yang telah berlangsung sejak tahun 1958. PKA memberikan teladan dan merajut persatuan dalam menjaga perdamaian. PKA juga menunjukkan kemajuan kebudayaan, khususnya peradaban Islam di bumi serambi Mekah.
“Sejak 1958, PKA menjadi tolak ukur keberhasilan pemerintah memanfaatkan sisi baik kebudayaan. Maka seiring dengan perkembangan zaman, tema PKA kali ini adalah Jalur Rempah Aceh, dengan tagline Rempahlan Bumi, Pulihkan Dunia.
PKA-8 diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan di Aceh, selain keindahan alam dan kekayaan budaya. “Terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi menjadikan PKA-8 momentum bersatu bangun Aceh, demi terwujudnya Aceh yang lebih maju,” tutup Marzuki.
Acara pembukaan diakhiri dengan penampilan tarian massal sebanyak 700 orang yakni kolaborasi para penari dan marching band. Tarian ini menggambarkan 3 linimasa, yakni masa lalu, masa sekarang dan masa depan.
PKA-8 akan berlangsung selama 10 hari, dari tanggal 4 hingga 12 November 2023. Selama PKA, setiap malam di panggung utama yang berada di tengah Taman Sultanah Safiatuddin akan menampilkan atraksi dan tradisi khas Aceh, yang akan mewakili kekayaan suku dan etnis di Aceh. PKA-8 juga akan diisi dengan berbagai kegiatan lain, seperti seminar, workshop, lomba, festival, dan pameran.
Selain itu, anjungan juga akan dibuka untuk pengunjung, yang akan menampilkan wajah dari 23 kabupaten/kota di Aceh. Setiap anjungan akan menampilkan produk unggulan, kuliner, kerajinan, dan budaya daerahnya. Pengunjung dapat menikmati berbagai kekayaan Aceh yang ditampilkan. (*)