“Judulnya direhab ini sedih kita dengarnya. Seperti tidak ada perhatian sama sekali”
Banda Aceh (Waspada Aceh) – Menjelang pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Tahun 2024 Aceh-Sumut, masih menimbulkan perasaan miris di kalangan dunia olahraga di Provinsi Aceh. Padahal, pelaksanaan PON tinggal menghitung bulan.
Namun nyatanya, sampai saat ini belum ada terlihat tanda-tanda, Aceh sebagai tuan rumah PON. Di antaranya, kurangnya publikasi terkait PON. Seperti di Bandara SIM maupun di sudut kota tidak ada billboard yang menunjukkan hari menuju PON Aceh-Sumut.
Lain lagi, tidak adanya pembangunan venue utama dan juga anggaran yang belum jelas. Hal itu disampaikan Presiden Federasi Kurash Indonesia Mayjen TNI (Purn) TA Hafil Fuddin dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema, “Apa kabar PON Aceh-Sumut,” yang diselenggarakan oleh Forum Pemred SMSI Aceh, di Banda Aceh, Kamis (12/10/2023.
Dalam diskusi tersebut, Hafil menyebutkan, venue PON yang awalnya direncanakan dibangun, kini telah diputuskan hanya direhab saja. Tentunya hal ini sangat berbeda dengan tuan rumah PON sebelumnya, ada pembangunan venue utama.
“Judulnya direhab ini sedih kita dengarnya. Seperti tidak ada perhatian sama sekali,” sebutnya.
Begitu juga terkait anggaran, dia sangat menyayangkan sikap pusat yang hanya menggelontorkan anggaran sebesar Rp700 miliar untuk pembangunan dan rehab venue. Sangat berbeda dengan tuan rumah sebelumnya, yaitu Papua, untuk pembangunan venue mencapai tiga triliun rupiah.
Ini semua, kata Hafil, karena kesalahan dari Aceh sendiri yang tidak mempersiapkan jauh-jauh hari, yang pada akhirnya harus mengambil dana dari APBA sebesar Rp1,2 triliun.
Andai saja sejak tahun 2021, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) tidak dikembalikan tentunya bisa dipakai untuk PON.
Sementara itu, Wakil Ketua KONI Aceh, T. Rayuan Sukma mengatakan, Pemerintah Pusat tidak membangun venue tapi hanya merenovasi.
“Renovasi tapi terasa baru,” sebutnya.
Dalam waktu dekat ini sudah mulai dikerjakan, walaupun ada kekhawatiran tidak siap. Tapi dia percaya bahwa ini akan terkejar, karena pembangunan ini dilakukan oleh BUMN.
Begitu pun, terkait pembinaan atlet terus dilakukan demi mencapai Aceh masuk dalam lingkaran 10 besar.
“Persiapan yang dilakukan KONI cukup bagus, Pelatda tidak kita hentikan akan tetapi kita kembalikan ke masing-masing Cabor. Saya lihat tidak ada Cabor yang tidak melakukan latihan,” tegasnya.
Di tahun 2024 nanti, lanjut T. Rayuan, kembali melaksanakan Pelatda kepada 1.200 atlet dari berbagai Cabor.
“Di 2024, kita akan Pelatdakan sekitar 1.200 orang, karena kita juga punya target untuk menyukseskan prestasi,” sebutnya.
Sementara, Akademisi dan Praktisi Olahraga, Abdurrahman, menyampaikan kecemasannya terhadap kesiapan PON. Karena pada pertengahan Juli kemarin terjadi penghentian pembiayaan pembinaan lanjutan yang akhirnya diserahkan kepada Cabor masing-masing.
“Namun ada Cabor yang tidak sanggup melaksanakan latihan atau sebagian mengurangi jadwal latihan. Dikhawatirkan hal ini berpengaruh terhadap prestasi atlet-atlet Aceh,” sebutnya. (*)