Aceh Besar (Waspada Aceh)- Serangan hama wereng terhadap tanaman padi di beberapa kecamatan di Aceh Besar mengancam gagal panen.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar terus melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah ini, salah satunya dengan penyemprotan pestisida.
Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto, mengintruksikan jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk melakukan gerak cepat. Ia mengatakan, kondisi ini harus segera diatasi, karena jika tidak, maka petani Aceh Besar akan terancam gagal panen.
“Kita harus menjaga surplus padi di Aceh Besar serta mengamankan ketahanan pangan. Maka, semua pihak harus bersinergi untuk melakukan berbagai upaya guna mengantisipasi dampak buruk hama wereng,” kata Iswanto, Senin (25/9/2023).
Iswanto menambahkan, penyemprotan ini dilakukan sebagai respon cepat atas laporan adanya tanaman padi yang diserang hama wereng.
“Sebagai antisipasi, kita akan lakukan lokalisasi dengan radius 25 hektar untuk disemprot pestisida agar serangan hama wereng ini tidak semakin meluas,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Aceh Besar, Jakfar, mengatakan, hasil monitoring OPT tanaman padi Aceh Besar di Kecamatan Kota Jantho, Indrapuri, Kuta Malaka dan Lhoong untuk Varietas Galur, Inpari dan Ciherang dengan umur tanam 65 hingga 85 hari setelah tanam (HST) terserang hama wereng. Luas tanam 2567 hektar sedangkan luas terserang sekitar 19,5 hektar.
“Intensitas serangan tergolong ringan, populasi hama yang menyerang 5-25 ekor perumpun. Jadi solusi sementara, segera dilakukan pengendalian dengan insektisida seperti Applaud, Starfidor, untuk mempercepat waktu panen dan menanam varietas yang tahan untuk musim tanam berikutnya,” kata Jakfar.
Jakfar juga mengatakan, pihaknya mendapat bantuan insektisida dari UPTD BPTP atau Lab Banda Aceh dalam bentuk Applaud, Sidabas dan Mipcinta.
“Semuanya sudah kita salurkan untuk petani, dan alhamdulillah sudah dilakukan penyemprotan,” jelasnya.
Terkait penanganan terhadap serangan hama wereng di Kecamatan Lhoong, Camat Lhoong Rauza Das mengatakan, setelah mendapat laporan dari masyarakat, pihaknya segera melaporkan perihal tersebut kepada Balai Penyuluh Pertanian (BPP) dan mereka telah turun meninjau ke lokasi pada hari Kamis yang lalu.
“Dengan membawa obat anti hama yang diperoleh dari BPP Provinsi berjumlah satu bungkus dengan isi 24 sachet, namun itu tidak cukup untuk kurang lebih 45-50 hektar lahan yang diserang hama,” tuturnya. (*)