Banda Aceh (Waspada Aceh) – Berbagai keluhan nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) mulai bermunculan di Kota Banda Aceh. Apalagi, nasabah terbesar BSI berada di Provinsi Aceh, yang menerapkan kewajiban sistem lembaga keuangan syariah.
Keluhan nasabah itu beragam mulai dari gagal bayar saat belanja menggunakan QRIS karena tidak bayar uang tunai, penundaan pembayaran tunai karena tidak bisa tarik uang di teller dan ATM hingga nasabah gagal mendapatkan tiket pesawat murah akibat kehabisan waktu promo.
Hingga kini, Kamis (11/5/2023), berbagai nasabah masih mengeluhkan adanya masalah pada sistem BSI, baik mobile banking maupun ATM meski sebagian lainnya sudah normal.
Salah satunya diungkapkan warga Banda Aceh Irwansyah, nasabah BSI ini hendak membeli tiket pesawat murah untuk keberangkatan Senin, (15/5/2023), ke Pontianak untuk keperluan acara keluarga. Irwansyah mengungkap hingga saat ini, dia sudah kehilangan tiket pesawat murah dan harus membeli tiket mahal.
“Kemarin itu, Rabu (10/5/2023), ada tiket murah Banda Aceh-Jakarta-Pontianak. Harganya Rp 1,6 juta. Itu uda paling murah. Mau bayar terus, tapi gangguan sistem BSI. Jadi, sekarang saya harus membeli tiket seharga Rp 2,8 juta untuk rute yang sama,” keluhnya.
Irwansyah mengungkap bahwa akibat sistem kacau itu, dia merasa dirugikan karena tidak bisa mendapatkan tiket murah. Promo tiket murah telah habis, karena tidak langsung dibayar, otomatis dapat tiket mahal.
“Kalau begini, siapa yang tanggungjawab, coba? Apakah BSI memberikan kompensasi atas kerugian nasabah ini? Rugi kita, harus ada kompensasi dari BSI. Nasabah sangat dirugikan,” ungkapnya dengan kesal.
Dirut BSI Minta Maaf
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan bahwa pihaknya terus melakukan proses normalisasi dengan fokus utama untuk menjaga dana dan data nasabah tetap aman, dan hingga saat ini proses normalisasi layanan telah dilakukan dengan baik.
“Atas nama Bank Syariah Indonesia, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan nasabah karena adanya kendala dalam mengakses layanan BSI pada 8 Mei 2023. Proses normalisasi layanan Bank Syariah Indonesia telah kami lakukan, dengan prioritas utama untuk meyakinkan dana dan data nasabah tetap aman di Bank Syariah Indonesia,” ujar Hery dalam keterangannya di Jakarta.
Pada Selasa (9/5/2023), BSI telah berhasil melakukan normalisasi layanan pada jaringan ATM dan kantor cabang. Pada hari tersebut, lanjutnya, nasabah telah bisa melakukan transaksi di jaringan cabang dan ATM BSI yang tersebar di seluruh Indonesia. Masih pada hari yang sama, Selasa (9/5/2023) malam, secara bertahap layanan BSI Mobile juga sudah dapat diakses oleh nasabah dengan fitur-fitur basic.
Kemudian pada hari ini, Rabu (10/5/2023) pukul 14.00 WIB, perseroan tengah melakukan monitoring dan proses normalisasi transaksi yang berdampak pada layanan BSI tidak bisa diakses sementara waktu yakni layanan di cabang, akses BSI mobile maupun ATM di seluruh Indonesia.
“Kami akan terus memberikan informasi terkini sehingga nasabah dapat bertransaksi dengan normal,” ungkapnya.
Adapun terkait dengan adanya serangan cyber, lanjutnya, pada dasarnya BSI akan melakukan penelusuran atas hal tersebut.
“Hal tersebut perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik. Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, baik itu regulator maupun pemerintah,” tutur Hery.
Hery pun menegaskan komitmen BSI sebagai institusi perbankan untuk terus memperkuat pertahanan dan keamanan cyber, terutama demi kepentingan nasabah.
“Sekali lagi kami mohon maaf atas ketidaknyaman ini dan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada BSI,” tutupnya. (*)