Banda Aceh (Waspada Aceh) – Kadin Aceh akan menggelar seminar nasional tentang mitigasi banjir melalui inovasi investasi. Bencana banjir akhir-akhir ini terjadi di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
Seminar ini dilaksanakan Senin (12/12/2022) di Hermes Hotel Banda Aceh dengan narasumber Pj Gubernur Aceh sebagai ķeynot speaker, Kementerian PUPR, Walhi, Kadin Pusat dan tenaga ahli.
Pada seminar ini, Kadin Aceh mengusung tema, “Mencari Solusi Srategis dengan Melibatkan Dunia Usaha Ikut Menyelesaikan Mengatasi Bencana Banjir”.
Ketua Panitia Pelaksana Iqbal Idris Ali didampingi Tafh Haikal dan Teuku Jailani (Joy), sekretaris panitia, mengatakan seminar ini diharapkan dapat mendorong memberi harapan hidup masyarakat agar lebih tenang, tidak was-was lagi terdampak banjir.
Kecuali itu dampak banjir diharapkan memunculkan peran pengusaha yang bersinergi dengan pemerintah, kata Iqbal Idris Ali
Kata Iqbal, pemerintah menyediakan anggaran sedangkan yang membangun swasta. Dengan penggabungan atau sinergitas inilah ke depan akan berdampak positif bagi keduanya untuk kemakmuran rakyat Aceh.
“Kita harapkan dengan perbaikan lahan pertanian di Aceh yang sangat luas bisa menjadi pusat ketahanan pangan nasional dan juga akan muncul Energi Baru Terbarukan (EBT),” ujarnya.
Kita bertanggungjawab terhadap kehidupan masyarakat serta bagaimana menyelamatkan lingkungan dan satwa yang kini semakin berkurang.
Kata Iqbal berdasarkan data kerugian masyarakat 2015 pasca banjir di seluruh Aceh hampir mencapai Rp20 trilliun, baik lahan pertanian yang rusak dan korban masyarakat.
Untuk mengatasinya, tambah Iqbal, perlu dibangun bendungan baik di Aceh Tamiang, waduk Keureuto, Aceh Utara dan Waduk Tiro, Pidie. Di samping itu juga di wilayah barat – selatan.
Satu bendungan bisa menghabiskan anggaran sekitar Rp14 trilliun dan ini perlu bantuan pemerintah pusat. Dengan seminar nasional mitigasi banjir ini nantinya akan dirumuskan agar negara bisa hadir dengan melibatkan dunia usaha.
Sementara Wakil Ketua Umum Kadin Aceh Tafh Haikal mengatakan perlunya upaya mengurangi resiko bencana dengan melibatkan dunia usaha yang
tujuannya mensejahterakan rakyat. (*)