Minggu, November 24, 2024
spot_img
BerandaTransportasi Darat Masih Lumpuh Akibat Banjir, Harga Sembako di Banda Aceh Melonjak

Transportasi Darat Masih Lumpuh Akibat Banjir, Harga Sembako di Banda Aceh Melonjak

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Akibat transportasi darat menghubungkan Medan – Aceh masih lumpuh akibat banjir di Aceh Tamiang, harga sembilan bahan pokok (sembako) dan sayuran di Banda Aceh melonjak naik.

Memasuki hari kelima, jalan lintas Banda Aceh-Medan masih digenangi banjir, sehingga menyebabkan ratusan mobil dan truk pengangkut barang masih terjebak banjir di Aceh Tamiang.

Akibatnya, barang yang dipasok dari Medan, seperti sayur-sayuran dan beberapa kebutuhan bahan pokok untuk Banda Aceh mengalami kenaikan dan stok barang kosong. Kekosongan ini mulai terjadi sejak dua hari yang lalu, tepatnya sejak mobil pengangkut barang atau truk tertahan di sekitar lokasi banjir Aceh Tamiang.

“Selama dua hari ini, sayur-sayuran seperti tomat, sawi putih, wortel, pakcoy, daun seledri dan daun bawang prei kosong. Sayuran yang tersedia cuman kangkung dan bayam yang memang ditanam di Aceh,” kata Syahrul, salah seorang pedagang di Pasar Peunayong, Banda Aceh, Syahrul, kepada Waspadaaceh.com, Sabtu (5/11/2022).

Bukan hanya sayur-sayuran, lanjut Syahrul, telur dan bawang merah juga mengalami kenaikan. Seperti harga telur yang sebelumnya hanya dijual Rp40.000-Rp45.000. Tetapi saat ini mencapai Rp48.000-Rp50.000 per papan. Begitu juga dengan harga tomat mencapai Rp10.000 per kilo.

Syahrul menuturkan, harga ini dipastikan akan mengalami kenaikan apabila jalan Medan-Banda Aceh masih lumpuh. Meski ada jalan alternatif lain, tambah Syahrul, harga semua barang dipastikan naik, karena jarak tempuh yang semakin jauh.

“Misal lewat Meulaboh, harga barang per kilo dihitung 2.000 per kilo. Otomatis harga barang maupun sayur terpaksa pedagang naikkan,” ucapnya.

Apabila kondisi ini terus berlanjut, dia berencana akan membeli sayur-sayuran termasuk tomat dari Takengon. Namun tidak bisa dipungkiri dua sampai tiga mobil ada masuk ke Aceh.

“Saat sampai barangnya langsung diserbu oleh masyarakat, sehingga yang tersisa dan dijual tinggal sayuran lokal seperti kangkung,” sebut Syahrul yang juga dibenarkan oleh pedagang yang lain, Cek Wan. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER