Medan (Waspada Aceh) – Industri rumahan pembuat tahu dan tempe di Medan kembali menjerit dan merasa tertekan hingga saat ini di tengah harga kedelai yang terus “meroket”. Kini harga kedelai mendekati angka Rp11.000/Kg.
Salah satu pengusaha rumahan (home industry) itu, Suyatno dan Mismanto. Pelaku industri pembuat tahu ini semakin tertekan karena harga kedelai yang terus meroket saat ini mencapai Rp10.800/Kg.
“Sekarang, sudah Rp10.500. Terakhir beli, Rp10.800/Kg. Tinggi kali, harga kedelai ini. Susah dibilang lagi, karena sudah terlalu mahal,” kata Mismanto yang ditemui Waspadaaceh.com, Senin (24/5/2021), di kawasan Marelan Raya Medan, di rumahnya yang juga jadi tempat produksi.
Misman sapaan akrabnya menilai harga kedelai saat ini sudah terlalu jauh naiknya mendekati harga Rp11.000/Kg. Padahal sebelum pandemi COVID-19, harga kedelai Rp7.000/Kg.
Hal senada juga diungkapkan Suyatno. Meski sama-sama memproduksi tahu, namun produksi Suyatno lebih kecil. Suyatno setiap harinya membeli kedelai putih secara kiloan, berbeda dengan Mismanto yang membeli per karung untuk setiap produksinya.
“Lebih terasa lagi, saya beli Rp11.000/Kg. Luar biasa. Beda harga kalau kita beli eceran, kiloan dengan pembelian per goni atau per karung. Terasa kali, produksi juga terbatas dan seadanya saja yang penting bisa cukup buat makan saja,” ungkapnya.
Meski tidak lagi menanggung biaya sekolah anak, karena semua anaknya sudah bekerja dan mandiri, namun berbagai kebutuhan lain masih diperlukannya. Apalagi, saat ini, kedelai meroket, membuat dirinya harus menghentikan sementara beberapa kebutuhan hidup yang tidak mendesak.
“Ukuran tahu yang dijual tidak bisa dikurangi, karena semua pedagang sudah sama ukurannya. Kalau dikurangi, besok-besok, pelanggan tidak mau membeli lagi. Karena dipikir kita mau ambil untung besar. Padahal, harga kedelai sudah meroket,” ujarnya.
KPPU Telusuri Meroketnya Harga Kedelai
Kepala Kantor Wilayah I (Kakanwil) Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Ramli Simanjuntak yang dikonfirmasi Waspadaaceh.com menyatakan bahwa pihaknya sudah pernah melakukan sidak ke lapangan terkait meroketnya harga kedelai ini. Sidak itu dibarengi juga mendatangi importir kedelai di Sumatera Utara.
“Sudah pernah waktu itu, ketika harga kedelai meroket juga kita sidak ke gudang importirnya. Jadi, memang ada persoalan di sini. Masih kita kumpulkan keterangan dan datanya, nanti jika sudah lengkap mulai kita selidiki di mana yang salah,” tegasnya.(sulaiman achmad)