Senin, November 25, 2024
spot_img
BerandaPariwaraPojok Kreatif, Upaya Pemerintah Buka Akses Pasar Produk IKM Aceh di Masa...

Pojok Kreatif, Upaya Pemerintah Buka Akses Pasar Produk IKM Aceh di Masa Pandemi

“Dari kolaborasi antara IKM dengan cafe atau warkop, diharapkan IKM dapat terbantu untuk meningkatkan omzet penjualan produknya”

— Gubernur Aceh, Nova Iriasnyah —

Dalam menghadapi masa krisis pandemi COVID-19, para pelaku industri kecil menengah (IKM), harus mendapat dukungan dari pemerintah. Baik berupa pendampingan, fasilitasi, permodalan, promosi, akses pasar maupun bentuk dukungan lainnya.

Di masa pandemi COVID-19, hampir semua IKM di seluruh Indonesia mengalami kesulitan, bahkan krisis. Termasuk di Provinsi Aceh. Beberapa di antaranya ada yang terpaksa harus menutup usahanya karena tidak mampu lagi membiayai operasionalnya.

Terkait dengan hal itu, Pemerintah Aceh telah memberi dukungan kepada IKM Aceh dengan menginisiasi kegiatan yang diberi nama pojok kreatif Aceh. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka membantu IKM Aceh untuk mempromosikan dan memasarkan produknya di cafe-cafe atau warkop (warung kopi) dan tempat wisata yang ada di seluruh Aceh.

Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, bahkan telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 530/3355 tanggal 23 Februari 2021 tentang Imbauan Penyediaan Tempat untuk Promosi dan Penjualan Produk IKM Aceh. Pojok Kreatif ini didukung oleh Dyah Erti Idawati selaku Ketua Dekranasda Aceh yang juga istri Gubernur Aceh.

ILUSTRASI. Usai meresmikan ASIA Mart, Nova Iriansyah, saat itu menjabat Plt Gubernur Aceh, melihat salah satu produk berbahan baku serat sabut kelapa milik pengusaha, M. Jamil ZA, yang juga pengurus ASIA Aceh, Sabtu (11/7/2020). (Foto/Ist)

Pengusaha cafe dan warkop diimbau untuk membantu IKM di masa pandemi COVID-19 ini, untuk menyediakan tempat (space) atau pojok bagi IKM untuk memajang produk-produknya sekaligus bisa menjual produknya di cafe atau warkop tersebut.

“Dari kolaborasi antara IKM dengan cafe atau warkop, diharapkan IKM dapat terbantu untuk meningkatkan omzet penjualan produknya,” kata Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, menjawab pertanyaan Waspadaaceh.com, Jumat (7/5/2021).

Perbaiki Kualitas Produk dan Layanan

Begitu pun, kata Gubernur Aceh, di masa krisis sekarang ini, menjadi momen yang tepat bagi pemilik IKM untuk memperbaiki kualitas produk ataupun layanannya.

Salah satu strategi menawarkan produk, misalnya membuat konten iklan yang menarik dengan komponen attention, interest, desire, dan action sehingga produknya dapat terjual.

IKM juga perlu memperbaiki strategi dalam berkoordinasi dan berkolaborasi dengan timnya. Pemanfaatan teknologi dan tools-tools profesional yang sudah tersedia saat ini bisa menjadi cara pelaku usaha menentukan prioritas pekerjaan. IKM harus mampu memonitor dan mengevaluasi pekerjaan yang sudah dilaksanakan dalam periode tertentu.

Produk-produk kerajinan dari eceng gondok yang diproduksi para pengrajin di Aceh Singkil, perlu memperoleh akses pasar dan akses permodalan. (Foto/dok/pinbis)

Manfaatkan Teknologi dengan Optimal

Pelaku usaha juga disarankan melakukan proses automasi pada bisnisnya. Pada dasarnya, terdapat tiga “bahan bakar” utama dalam berbisnis, yaitu waktu, energi, dan uang.

Menurut Gubernur Aceh, kebanyakan pelaku usaha memiliki uang, tetapi tidak memiliki waktu dan energi karena dihabiskan oleh pencatatan manual dan cara-cara tradisional. Hal itu biasanya menghambat perkembangan bisnis.

“Maka itu, pelaku usaha wajib memperbaiki proses bisnisnya, misalnya dengan mengubah pencatatan manual dengan software akuntansi online. Saat ini sudah banyak software yang ditawarkan untuk mempermudah pelaku UKM seperti Jurnal by Mekari, Sleeker, Omega, Bee dan lainnya,” lanjut Nova Iriansyah.

Pelaku usaha juga diharapkan bisa mengubah proses pembayaran gaji karyawan yang semula manual menjadi sistem payroll otomatis, atau mengubah sistem pembayaran pajak secara tradisional menggunakan perangat lunak.

Dalam lini pemasaran misalnya, pelaku usaha juga bisa memanfaatkan teknologi seoptimal mungkin dengan digital marketing, dan social media. Dari sisi penjualan, IKM juga bisa memanfaatkan jasa online delivery yang saat ini sedang digandrungi masyarakat.

Persiapkan Bisnis untuk Lebih Berkembang

Gubernur Nova Iriansyah menyebutkan, pelaku usaha juga perlu memanfaatkan masa ini untuk meningkatkan keahlian yang dimiliki demi perkembangan bisnis kedepannya. Misal keahlian dalam melakukan pemasaran via digital atau mengembangkan platform e-commerce sendiri. Sehingga saat bisnis berjalan dengan normal, operasional bisnis bisa berjalan lebih cepat dari sebelumnya.

Menurut Konsultan bisnis Denny Simano, Founder DSC.id, krisis yang terjadi saat ini tidak seperti krisis keuangan tahun 2008 yang menyebabkan daya beli menurun drastis. Saat ini lebih disebabkan oleh krisis kesehatan dengan pola masyarakat yang hanya menahan daya beli, bukan tak memiliki kemampuan membeli.

Jika kondisi kesehatan warga dunia pulih dan mereda, ekonomi berpotensi kembali berjalan normal dan daya beli bisa meningkat lagi.

Permasalahan yang dihadapi IKM di Aceh di masa pandemi ini dalam hal harga bahan baku yang cenderung naik sehingga menyebabkan adanya penyesuaian harga jual dari produk IKM kepada konsumen. Kemudian berkurangnya permintaan pasar terutama pada produk souvenir karena adanya pembatasan kunjungan wisatawan mancanegara untuk datang ke Aceh.

Namun dengan kondisi itu, produk-produk IKM haruslah tetap bisa dijual ke pasaran, salah satunya dengan mendirikan Pojok Kreaktif. Paling tidak, dengan adanya Pojok Kreatif, maka produk-produk IKM akan tersedia di seuruh cafe atau warkop di Aceh. Pada akhirnya produk-produk IKM tersebut akan terjual kepada para pengunjung cafe atau warkop, yang biasanya cukup ramai. (***)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER