Palembang – 20 Mahasiswa yang pulang kampung menumpang bus yang disediakan Pemerintah Aceh bersama tokoh masyarakat, kini sudah berada di Palembang dalam perjalanan Jakarta menuju Aceh.
Kabar itu diperoleh dari Muhammad Rizki,21, warga Bireuen yang kuliah di STKIP Kesuma Negara Jakarta.
Rizki tidak sendiri, kurang lebih ada 20 mahasiswa yang memanfaatkan dukungan bus untuk gisa u gampong.
“Kami sekarang ini di Palembang, kawan-kawan lain ada yang pulang ke Banda Aceh, Sigli, Singkil, dan lainnya. Kami nanti sampai ke Medan, lalu menuju Aceh,” kata M Rizki, Senin malam (27/5/2019).
Selama perjalanan, sesama peserta bisa menjalin komunikasi satu sama lain, karena ada yang belum kenal sebelumnya.
“Sukanya selama perjalanan mudik kali ini, Alhamdulillah jadi banyak dapat temen baru. Kita d sini kompak dan saling berkenalan, ukhuwah yang terjalin juga sangat bangus,” kata Rizki.
Rizki juga berkisah sisi duka selama di perjalanan. Soalnya, biaya makan di perjalanan terbilang mahal. “Sekali makan bisa Rp50 ribu lebih,” sebutnya seraya mengaku sangat bersyukur bisa ditanggung busnya sampai ke Medan.
Menurut Rizki, program bus gratis untuk pulang kampung disambut antusias oleh mahasiswa perantau. “Di gelombang ke dua ada 170 orang. Hanya saja karena baru tersedia dua bus, bisa jadi ada yang dicancel. Semoga saja ada solusi penambahan bus agar semua bisa pulang kampung berlebaran,” harapnya.
Zahrina Masthura, 20), mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menyampaika terimakasih kepada Pemerintah Aceh dan donatur.
“Sangat berguna, karena sekarang ini harga tiket pesawat relatif mahal dan belum stabil,” katanya.
Zahrina mengaku sudah mendaftar untuk ikut program ini pada gelombang kedua, yaitu tanggal 30 Mei 2019. ” Namun, kemarin sekitaran pukul 18.00 WIB saya mendapatkan informasi dari grup mudik ini bahwa masih tersedia 2 kursi kosong untuk keberangkatan tanggal 26 Mei. Jadi, saya pilih mudik segera,” ceritanya.
Perjalanan Jakarta – Aceh diperkirakan memakan waktu selama 4 hari. Zahrina berharap dia dapat berada di kampungnya awal Juni.
“Sangat berkesan. Ini kali pertama saya pulang kampung lewat jalur darat dan memakan waktu yang lumanyan lama. Tapi mengingat mudiknya juga bareng temen-temen, ya itung itung sekaligus nambah pengalaman, relasi juga silaturrahmi,” ceritanya.
Rizki dan Zahrina berharap program ini dapat berjalan dengan lancar sebagaimana harapan banyak mahasiwa di perantauan. “Doakan kami sehat selama di perjalanan ya,” pinta Zahrina. (Ria)