Minggu, Desember 22, 2024
spot_img
BerandaWarga Lingkar Tambang Ancam Tutup Blok A Blang Nisam

Warga Lingkar Tambang Ancam Tutup Blok A Blang Nisam

Idi (Waspada Aceh) – Ratusan massa dari beberapa desa di sekitar Central Processing Plant (CPP) Lapangan Migas Blok A, Blang Nisam, Indra Makmu, Aceh Timur, berunjukrasa di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Timur di Idi Rayeuk, Senin (20/5/2019).

Mereka mengancam akan menutup paksa operasional Blok A yang dikelola PT Medco E&P Malaka, jika bau menyengat yang sudah terjadi sejak April lalu tidak segera ditangani. Aksi dadakan itu dikawal ketat aparat keamanan.

“Kami yakin bau yang dirasakan masyarakat di sekitar wilayah operasional itu berasal limbah pembakaran gas di Blok A,” kata Anto, salah seorang orator.

Akibat paparan bau seperti telur busuk itu, sejumlah warga harus mendapat perawatan medis. “Kami minta Medco harus menghilangkan bau yang kami duga berasal dari limbah mereka. Jika tidak, maka kami akan datang dalam jumlah massa yang lebih banyak ke Blok A untuk menghentikan operasional Medco,” ancam Anto lagi.

Masyarakat di Kecamatan Indra Makmu dan sekitarnya bukan menolak investasi migas di daerahnya. Namun kata Anto, di saat bau menyengat berdampak terhadap kesehatan masyarakat maka tentu investasi seperti ini bukan harapan masyarakat.

“Kami minta pemerintah, baik bupati atau para wakil kami di dewan untuk mendesak Kementerian LHK dan ESDM di Jakarta, agar memanggil Medco meminta pertanggungjawab bau limbah yang diduga berasal dari Blok A,” timpa Anto.

Massa ikut membawa poster berisi protes terhadap Medco atas limbah gas yang kian telah mencemarkan lingkungan sekitar. Diantara poster bertuliskan, “Medco = Aron Jilid II Sama-Sama Merugikan Rakyat Aceh. 3 Masalah, Bau H2S, Kebisingan CPP, Limbah. Tanah Kami Beri, Tapi Kenapa Kami Diracuni. Tutup Segera Medco. Kenyamanan Harga Mati.”

Setelah berorasi, 10 perwakilan dari massa dipersilakan menyampaikan aspirasinya ke dewan di Ruang Rapat Sidang DPRK Aceh Timur. Hadir antara lain Kapolres Aceh Timur AKBP Wahyu Kuncoro, Dandim 0104/Aceh Timur Letkol Inf. M. Iqbal Lubis. Wakil Ketua DPRK Aceh Timur, Samsul Akbar, dan Asisten Keistimewaan Aceh, Ekonomi dan Pembangunan Setdakab Aceh Timur, Usman A. Rachman, serta dihadiri perwakilan dari PT Medco EP Malaka.

Medco Akui Blok A Bau

Perusahaan Pengelola Lapangan Migas Blok A, PT Medco E&P Malaka mengakui ada bau busuk di seputaran Central Processing Plant (CPP) atau Pabrik Pusat Pengelolahan Gas di Blang Nisan, Kec. Indra Makmu.

“Kami tidak menyangkal. Bau itu ada. Bahkan, security kita juga pernah menciumnya.Tapi darimana sumbernya, kita belum tahu. Masih diobservasi,” kata Susanto, General Manager Medco E&P Malaka di ruang sidang utama, Gedung DPRK Aceh Timur di Idi, Senin.

Susanto hadir bersama tim teknis dan humas perusahaannya dalam rangka memenuhi undangan DPRK terkait bau busuk yang meresahkan masyarakat lingkar tambang Blok A. Rapat khusus ini dipimpin Wakil Ketua DPRK Samsul Akbar didampingi Ketua Komisi A Irwanda dan turut dihadiri Muspida Plus beserta intansi terkait lainnya.

“Kita sudah datangkan tim ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk memonitoring dan mengevaluasi kadar udara di CPP dan desa sekitar. Mereka bekerja di lapangan selama tiga hari, 20-22 Mei 2019. Jadi, sumber baunya masih dicari. Masyarakat mohon bersabar,” pinta Susanto.

Susanto juga menjelaskan, meski sumber bau busuk belum dapat dipastikan, pihaknya mengakui kandungan H2S atau Gas Hidrogen Sulfida di ladang Migas Blok A tergolong tinggi. Ini sebabnya sejak awal Medco sudah menyiapkan dan memasang alat deteksi gas beracun di beberapa titik dalam area CPP. Alat ini didesain otomatis dan jika ada kebocoran gas yang serius, sistem otomatis akan mematikan kilang dan CPP ditutup sementara.

Pada kesempatan itu, GM Medco E&P Malaka juga memaparkan panjang-lebar soal penanganan masyarakat lingkar tambang yang diduga terpapar bau busuk serta soal kepedulian Medco terhadap kesehatan masyarakat, termasuk membangun gedung baru Rumah Sakit Dr Zubir Mahmud Idi dengan dana CSR.

Bahkan Susanto juga mencetus program saling mendukung dari pemerintah untuk pemberdayaan masyarakat lingkar tambang, menyusul semakin menyusutnya serapan tenaga kerja di Blok A, lantaran sudah masuk tahap produksi.

“Waktu persiapan produksi atau saat proses pembangunan fasilitas kilang, kita menyerap tenaga kerja hingga ribuan orang. Begitu proyek fasilitas produksi selesai, serapan tenaga kerja berkurang menjadi sekitar 900 orang, dan ini akan terus menyusut menjadi sekitar 600 orang saat sudah masuk tahap produksi,” urai Susanto.

Namun paparan ini kemudian disanggah oleh Ketua Komisi A DPRK Aceh Timur, Irwanda Hamzah. Politisi muda dari Partai Aceh (PA) yang dikenal vokal ini mengajak forum rapat untuk fokus di isu ‘bau’, karena tujuan utama pemanggilan Medco ke DPRK adalah mencari solusi terkait bau busuk di sekitar CPP yang sudah sangat meresahkan masyarakat.

“Kita fokus di masalah ‘bau’ dulu. Kita selesai masalah satu persatu. Jangan membias ke sana-ke mari. Kalau tidak fokus, nanti masalah ‘bau’ tidak selesai dan masalah lain juga tidak kelar,” tegas Irwanda.

Irwanda juga mengajak semua pihak ikut mengawal dan memantau langsung kinerja Tim IPB di lapangan supaya hasilnya diketahui langsung oleh semua pihak dan tidak ada hal yang terkesan ditutup-tutupi.

“Bila perlu ada tim juga dari Pemkab dan DPRK serta perwakilan desa lingkar tambang yang mendampingi Tim IPB. Kita mau semuanya transparan. Jangan seperti klaim BPMA. Katanya kadar udara di Blok A normal. Kadar H2S nya nol. Tapi, faktanya bau busuk masih dicium oleh masyarakat, bahkan ada yang muntah-muntah dan masuk rumah sakit,” imbuh Irwanda.

Sementara pimpinan sidang, Samsul Akbar, menjawab wartawan usai sidang menegaskan, jika Tim IPB yang didatangkan oleh Medco tidak menemukan sumber bau atau tidak mampu menuntaskan masalah, maka DPRK Aceh Timur akan membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk menelusuri dan menuntaskan masalah bau busuk di Blok A.(b19/b24/J).

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER