Tapaktuan (Waspada Aceh) – Pemerintah Aceh Selatan akan meminta Pertamina untuk penambahan kuota gas elpiji 3 kg bersubsidi khusus di bulan Ramadhan, karena beberapa kecamatan mengalami kelangkaan gas tersebut.
Demikian disampaikan Kabag Ekonomi Pemkab Aceh Selatan, Pujianto, Rabu (15/5/2019) di ruang kerjanya. Dia menyatakan langkanya gas elpiji 3 Kg bersubsidi di Kabupaten Aceh Selatan pada bulan suci Ramadhan 1440 Hijriah karena kebutuhan masyarakat meningkat.
“Kita turun di Bakongan tadi pagi, gas elpiji 3 Kg langka karena kebutuhan masyarakat meningkat di bulan Ramadhan, beda seperti hari bisanya. Khusus di bulan Ramadhan kita sudah minta tambah kouta gas,” jelanya.
Selain itu, Pemerintah Aceh Selatan sudah menghimbau kepada penjual gas elpiji 4 Kg agar di bulan Ramadhan tidak membongkar muat menjelang azan Maghrib untuk kenyamanan di bulan Ramadhan.
“Makanya ada warga tengah malah masih antri di pangkalan, karena pangkalan boleh menjual elpiji 3 kg setelah shalat Tarawih pukul 22.00 Wib,” katanya.
Sebelumnya, Anggota Komisi B DPRK Aceh Selatan, Tgk Adi Zulmawar, meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat, segera mencari solusi untuk mengatasi kelangkaan gas elpiji 3 kilogram bersubsidi di daerah itu.
“Kelangkaan gas elpiji 3 kg bersubsidi yang terjadi di Aceh Selatan ini, disebabkan salahnya sistem penyaluran dari pangkalan ke masyarakat,” kata Tgk Adi Zulmawar kepada wartawan di Tapaktuan, Aceh Selatan.
Oleh sebab itu, Pemerintah Aceh Selatan dalam hal ini Disdagperinkop-UKM, dan Bagian Ekonomi Setdakab Aceh Selatan harus segera mengevaluasi sistem penyaluran di tingkat pangkalan.
Dijelaskanya, distribusi gas elpiji 3 kg dari Pertamina ke pangkalan sejauh ini lancar tetapi begitu masuk langsung habis. Justru banyak didapati di kios-kios pengecer dengan harga di atas HET.
“Gas elpiji 3 kg dijual di pangkalan Rp25 ribu jika dibeli di kios – kios pengecer harganya Rp35 ribu hingga Rp40 ribu bahkan Rp50 ribu,” pungkasnya.(Faisal)