Senin, Desember 30, 2024
spot_img
BerandaPembangunan Jalan Tansaril- Uwak Bermasalah?

Pembangunan Jalan Tansaril- Uwak Bermasalah?

Ruas jalan yang menghubungkan Takengen- Blang Kejeren, via Isaq, kini sedang dikerjakan. Namun ruas jalan yang dimulai dari Tan Saril- Uwak mulai muncul masalah. Pihak PT NK mulai kesulitan mendapatkan matrial sirtu (pasir dan batu).

Sumber utama untuk mendapatkan sirtu, guna diolah di cruser stone, sudah digerebek pihak kepolisian yang turun dari Polda Aceh. Penambangan galian C di Kute Rayang, Kali Sampe, Kecamatan Linge , menurut pihak kepolisian adalah illegal dan berada dalam kawasan konservasi.

Tim penggerebekan dari Ditserse kriminal khusus Polda Aceh, dipimpin Kompol Guntur M. Tariq, pada Senin (9/4)  bukan hanya menyita  2 unit eksavator, 2 unit loder dan 10 truk interkuler, namun ikut memboyong pengawas lapangan ,Y (40) warga Medan, Sumatera Utara, ke Mapolda Aceh.

Menurut Guntur, kepada Pers,  penambangan galian C itu tidak memiliki IUP dari ESDM Aceh dan masuk dalam kawasan konservasi. Pihaknya akan melakukan pengembangan dari kasus penambangan yang tidak memiliki izin ini.

Dampaknya pihak PT NK yang mengharapkan sirtu dari galian C di Kute Payang ini kesulitan matrial yang dapat mengancam kelangsungan pengerjaan jalan Tan Saril- Uwak, menuju Gayo Lues. Perusahaan BUMN ini, sudah mengajukan izin penambangan demi kelanjutan kegiatan mereka.

“Kami sudah mengurus proses ijin IUP di ESDM provinsi Aceh, biaya untuk ijin tersebut sudah dibayar, namun sampai saat ini belum keluar. Pada intinya kami inginkan cruser PT NK yang menyiapkan matrial adalah legal,” sebut Heru, salah seorang petugas NK, sambil mengatakan resi pembayaran itu telah ada pada pihaknya.

Demi kelancaran pengaspalan jalan Takengen- Uwaq ini, pihak NK tetap mengupayakan agar ijin penambangan galian C secepatnya terselesaikan. Karena menurutnya, sangat berdampak pada kelanjutan pengerjaan jalan yang menghubungkan Aceh Tengah- Gayo lues ini.

Ruas jalan via Bur Lintang ini, merupakan denyut nadi perekonomian masyarakat, khususnya yang berada di seputaran Isaq. Ruas jalan ini kerap bermasalah karena longsor, namun kini sudah ada jalan alternatif, via Serule menuju Gayo Lues, tidak lagi melewati Isaq, dampaknya Isaq bagaikan kota mati.

Aksi penertiban penambangan galian C di wilayah tengah ini juga dirasakan masyarakat dan pihak lainya yang sedang melangsungkan pembangunan. Untuk mendapatkan sirtu, masyarakat mulai agak kesulitan. Matrialnya susah didapat, sehingga mempengaruhi pembangunan rumah.

“Untuk mendapatkan satu truk pasir, kami harus antri berjam jam, bahkan sampai larut malam. Karena saat ini hanya ada satu penambangan galian C yang beroperasi di negeri dingin ini,” sebut Aldi, salah seorang supir truk yang memenuhi permintaan sirtu.

Bagaimana kelanjutan dari pembangunan ruas jalan nasional yang bersumber dari APBN (Tan Saril –Uwaq), dimana perusahaan ini, untuk saat ini kesulitan matrial setelah pihak kepolisian melakukan penggerebekan lokasi penambangan galian C di sana? Semoga proyek ini tidak terhenti. ( Bahtiar Gayo)

 

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER