Banda Aceh (Waspada Aceh) – Keempat pasangan calon wali kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal-Afdhal Khalilullah, Zainal Arifin-Mulia Rahman, Aminullah Usman-Isnaini Husda, Irwan Djohan-Khairul Amal, sepakat untuk memberantas rentenir di Kota Banda Aceh.
Hal ini disampaikan oleh masing-masing pasangan calon dalam debat kedua yang diselenggarakan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Banda Aceh di Asrama Haji, Banda Aceh, Rabu malam (20/11/2024).
Calon Wali Kota Banda Aceh, dari nomor urut 03, Aminullah Usman menjelaskan bahwa pemberantasan rentenir akan menjadi prioritas utama dalam program pemerintahan mereka. Dan mereka berjanji akan menghapus rentenir baik online maupun ofline yang sudah meresahkan masyarakat di Banda Aceh.
“Saya akan mengeluarkan qanun pelarangan rentenir beroperasi di Aceh,” jelasnya.
Qanun ini kata Aminullah wajib dilaksanakan dan menjadi landasan hukum yang kuat untuk melindungi warga yang rentan terjerat ke dalam praktik rentenir. Apabila ada rentenir yang menjalankan operasinya di Aceh akan dihukum sesuai syariah atau mungkin dengan hukum cambuk.
Begitu juga, Palson 04, Irwan Djohan sepakat agar rentenir di Banda Aceh harus diperangi. Namun untuk memberantas rentenir di Banda Aceh, perlu mendidik, mengedukasi masyarakat untuk literasi keuangan syariah.
Pihaknya akan bekerjasama dengan lembaga keagamaan terutama masjid-masjid di kota Banda Aceh untuk bisa menjadi lembaga keuangan berbasis koperasi di masjid-masjid untuk mendukung perekonomian masyarakat.
“Kemudian nanti akan diinisiasi oleh pemerintah kota, BKN masjid dan pemuda-pemuda yang ada di gampong untuk menciptakan koperasi syariah di masjid-masjid untuk membantu ekonomi masyarakat sekaligus menghindari rentenir baik online maupun ofline,” tegasnya.
Hal yang sama diutarakan oleh Palson 01, Illiza mengatakan kondisi Banda Aceh saat ini sangat meresahkan dengan hadirnya rentenir di Banda Aceh. Tentunya hal ini berkaitan dengan persoalan moralitas.
“Maka kami berkomitmen, kami memulai dari tata kelola pemerintahan yang islami, yang amanah dan adil. Karena ini kunci dari komitmen yang harus dibangun oleh seorang pemimpin di Kota Banda Aceh ini,” tegasnya.
Selain itu juga mulai membangun peradaban itu dari rumah, menyusun kebijakan pembangunan berbasis syariah, penguatan ekonomi berbasis masyarakat, edukasi, sosialisasi nilai-nilai yang beradab, berdakwah dan berkolaborasi dengan MPU, lembaga keagamaan dan adat untuk mencegah rentenir.
Begitu pun Palson 02, mengatakan adanya pinjaman online itu disebabkan oleh susahnya akses modal, kepada lembaga-lembga keuangan. Maka untuk itu, pihaknya memprogramkan bahwa adanya koperasi simpan pinjam tanpa bunga.
Selain itu, untuk memberantas rentenir, Palson 02 akan memberikan kemudahan-kemudahan bagi warga Banda Aceh. Hal yang terpenting adalah penguatan keimanan masyarakat Kota Banda Aceh harus perkuat.
Maka saya pikir ini adalah peran ulama dan guru-guru kita untuk memperkuat. Kemudian perlu adanya sosialisasi pendidikan tentang ekonomi syariah dan memperbanyak pelatihan di sekolah,” tutupnya.
Sebagaimana diketahui, debat kedua berlangsung kondusif. Bahkan pertanyaan pun dilontarkan dengan sopan dan santun tanpa menyerang Palson lain. (*)