Minggu, November 24, 2024
spot_img
Beranda20 Pengungsi Rohingya Dilaporkan Tewas, 174 Terdampar di Pidie

20 Pengungsi Rohingya Dilaporkan Tewas, 174 Terdampar di Pidie

Sigli (Waspada Aceh) – Sedikitnya174 pengungsi etnis Rohingya terdampar di lepas pantai Gampong Ujong Pie, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Senin sore (26/12/2022). Sementara 20 orang lainnya dilaporkan meninggal dunia, satu di antaranya anak-anak.

Dilaporkan mereka yang meninggal dunia di dalam kapal karena kelaparan. “Begitu diketahui ada penumpang yang meninggal, jenazahnya langsung dilarung ke laut,” kata Muhammad Taher, 35, salah seorang pengungsi Rohingya, saat ditemui waspada di tempat pengungsian sementara di SMPN 2 Cure, Kecamatan Muara Tiga, Selasa (27/12/2022).

Kata Muhammad Taher, kapal reot yang membawa rombongan pengungsi Muslim etnis Rohingnya ini terdampar di perairan laut Gampong Ujong Pie, Kabupaten Pidie, setelah 35 hari terombang-ambing di laut, tanpa makanan dan air.

“Selama di dalam kapal, posisi kami penumpang semua duduk, tidak bisa tidur karena jumlah kami sangat banyak. Yang meninggal dunia langsung dilarung ke laut,” cerita Muhammad Taher.

Dia mengungkapkan, kapal yang mengangkut rombongannya tersebut terdampar karena mesin kapal mengalami kerusakan. Sementara gelombang laut yang tinggi disertai angin kencang membuat kapal kayu yang mengangkut rombongannya terdampar ke Gampong Ujong Pie.

Genosida
Muhammad Taher menuturkan, kapal yang mengangkut rombongan terdampar di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, Indonesia, dalam upaya melarikan diri dari aksi kekerasan dan genosida di Myanmar.

Sebelumnya, dia bersama jutaan pengungsi etnis Rohingya lainya pernah mengungsi dan tinggal di Bangladesh. Lanjut dia, untuk menghindari kesulitan hidup di kamp-kamp pengungsi yang sangat padat di Bangladesh, dia bersama ratusan pengungsi Muslim Rohingya ini berupaya melarikan diri ke Indonesia dan Malaysia.

Sekda Pidie H Idhami ditemui Waspada di sela-sela memantau pengungsi etnis Rohingya di SMN2 Cure, Kecamatan Muara Tiga, Selasa mengatakan, menunggu datangnya lembaga terkait dalam penanganan pengungsi Rohingya, Pemerintah Kabupaten Pidie akan menanggulangi sementara dengan mendirikan satu dapur umum.

Petugas dapur umum akan menyiapkan sarapan pagi, makan siang dan makan malam serta makanan snack lainya. Untukn selajutnya, kata Idhami, Pemkab Pidie berkoordinasi dengan Lembaga International Organization for Migration (IOM) dan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).

Terkait penaganan kesehatan para pengungsi, Idhami mengungkapkan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Dinkes dan Puskesmas Muara Tiga, serta unsur TNI/Polri. Sekarang yang paling diperlukan oleh pengungsi Rohingya adalah MCK, air minum, dan pakaian.

“Insya Allah kami akan koordinasi dengan Dinsos untuk menyiapkan kebutuhan tersebut,” pungkasnya.

Muhammad Rafki Syukri, Protection Associate UNHCR, mengatakan, dengan kondisi konflik dan situasi tidak aman di negara asalnya Myanmar, etnis Rohingya mengungsi untuk mencari tempat aman. Namun UNHCR belum mengetahui data sebenarnya terkait jumlah kapal pengangkut rombongan pengungsi Rohingya, baik itu dari Bangladesh maupun dari Myanmar. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER