Senin, Mei 6, 2024
Google search engine
Beranda17 Tahun Teken MoU, Ketua DPRA Sesalkan Banyak Butir Perjanjian Belum Terealisasi

17 Tahun Teken MoU, Ketua DPRA Sesalkan Banyak Butir Perjanjian Belum Terealisasi

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Saiful Bahri alias Pon Yaya, mengaku prihatin karena butir-butir MoU Helsinki belum terealisasi sepenuhnya sampai saat ini.

Pasalnya, kata Pon Yaya, MoU antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, Finlandia, sudah berjalan selama 17 tahun. Tapi sampai saat ini banyak butir-butir yang belum dijalankan.

Dalam pertemuan yang berlangsung hampir dua jam itu, Saiful Bahri didampingi anggota DPRA dari Partai Aceh (Dapil Aceh Tenggara dan Gayo Lues), Yahdi Hasan, Juru Bicara Partai Aceh, Nurzahri dan Ketua DPRK Aceh Utara, Arafat. 

Saiful Bahri mengatakan, tidak berjalannya butir-butir dalam MoU tersebut akibat kurang kompaknya legislatif dan birokrasi, juga kurang kompaknya masyarakat Aceh.

“Hari ini kita masih belum kompak. Membangun Aceh adalah tugas dan tanggungjawab bersama. Harus saling bergandengan tangan,” kata Pon Yaya saat menerima pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Aceh di DPRA, Kamis (2/6/2022).

Padahal dahulu, sebut mantan kombatan GAM ini, saat Aceh masih berjuang, semua elemen masyarakat Aceh ikut berpartisipasi memberikan ide, pikiran serta tenaga agar Aceh merdeka.

Namun sekarang, kata dia, perpecahan mulai terjadi, baik antara eksekutif dan legislatif, sehingga menyebabkan pembangunan Aceh banyak yang tidak terlaksana.

Dia mengharapkan kepada semua elemen untuk sama-sama bergandeng tangan membangun Aceh, termasuk SMSI, harapnya.

Saiful Bahri mengakui, sejak dia dilantik menjadi Ketua DPRA, telah melakukan musyawarah, baik dengan pihak internal DPRA maupun eksternal. Musyawarah itu bertujuan untuk mengetahui kendala dalam UUPA maupun butir-butir MoU Helsinki yang belum terealisasi.

Sementara itu, Ketua SMSI Aceh, Aldin NL menyampaikan, SMSI siap berkolaborasi dengan DPRA untuk membangun Aceh yang lebih baik. Kolaborasi tersebut dalam bentuk menyajikan berita yang positif kepada khalayak Aceh.

Aldin optimis, SMSI di Aceh yang beranggotakan 38 perusahaan pers online, bisa bekerjasama dengan DPRA. Tidak hanya menyajikan informasi positif namun juga ikut mencerdaskan masyarakat Aceh.

“Setidaknya media berperan besar ikut mewujudkan implementasi UUPA lewat pemberitaan yang disajikan, sehingga bisa mencerdaskan masyarakat Aceh,” tutup Aldin turut didampingi beberapa pengurus SMSI.  (Kia Rukiah)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER