Senin, November 25, 2024
spot_img
Beranda11 Daerah di Aceh Tak Capai Target Vaksinasi COVID-19

11 Daerah di Aceh Tak Capai Target Vaksinasi COVID-19

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Sebanyak 11 daerah kabupaten/kota di Aceh tidak mencapai target vaksinasi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sehingga cakupan dosis I di Aceh, hingga akhir tahun 2021, sekitar 66 persen.

Angka cakupan vaksinasi tertinggi dicapai warga Banda Aceh, lebih 100 persen. Sedangkan vaksinasi paling rendah terjadi di kalangan warga Aceh Utara, yang hanya mencapai 46,3 persen.

“Angka cakupan vaksinasi COVID-19 Aceh merupakan hasil akumulasi capaian vaksinasi seluruh warga sasaran vaksinasi di 23 kabupaten/kota,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Aceh, Saifullah Abdulgani kepada media massa di Banda Aceh, Sabtu (1/1/2022).

Juru bicara yang akrab disapa SAG itu menjelaskan, total sasaran vaksinasi seluruh penduduk Aceh mencapai 4.028.891 orang. Warga yang telah vaksinasi dosis I sebanyak 2.658.828 orang, atau sekitar 66,0 persen. Sementara warga yang telah menuntaskan vaksinasi dosis II sebanyak 1.188.862 orang, atau sekitar 29,5 persen, katanya.

SAG memaparkan, 12 kabupaten/kota yang mencapai target dosis I sekitar 70 persen atau lebih per 31 Desember 2021 meliputi warga Banda Aceh (101,7%), Pidie Jaya (80,5%), Lhokseumawe (80,2%), Bener Meriah (79,0%), Langsa (75,5%), Aceh Barat Daya (74,9%), Sabang (74,3%), Gayo Lues (73,6%), Simeulue (71,4%),  Aceh Tengah (71,3%), warga Aceh Jaya (70,8%), dan warga Aceh Timur (70,1%).

Sementara 11 kabupaten/kota yang belum mencapai target vaksinasi dosis I di Aceh meliputi  warga Subulussalam (69,3%), Aceh Tenggara (68,7%), Aceh Tamiang (67,4%), Nagan Raya (66,2%), Aceh Besar dan Aceh Singkil (65,7%), Bireuen (57,2%), Pidie (56,7%), Aceh Selatan (54,1%), Aceh Barat (53,3%), dan warga Aceh Utara (46,3%).

Sementara itu, capaian vaksinasi menurut kelompok sasaran, lanjutnya, capaian tertinggi di kalangan tenaga kesehatan (Nakes). Nakes yang vaksinasi dosis I sebanyak 65.733 orang, atau 116,4% dari 56.470 Nakes. Vaksinasi dosis II sudah ditunaikan  60.535 Nakes atau 107,2%. Sedangkan vaksinasi dosis III sudah diterima 36.809 Nakes di Aceh atau 65,2%.

SAG mengatakan, proporsi tertinggi kedua dicapai kelompok masyarakat rentan atau masyarakat umum. Target sasaran kalangan rentan ini mencapai 2.577.792 orang. Dosis I sudah diterima oleh sebanyak 1.771.064 orang, atau 68,7%, dan dosis II tuntas bagi  678.906 orang atau sekitar 26,3%.

Kemudian kelompok remaja, usia 12 – 17 tahun. Cakupan vaksinasi dosis I di kalangan usia sekolah ini sudah mencapai 344.192 orang, atau 59,7% dari target remaja  577.015 orang. Vaksinasi dosis II sudah tuntas dijalani 162.835 remaja, atau sekitar 28,2%. Meski vaksinasi untuk kelompok ini baru dimulai 1 Juli 2021, namun capaian tergolong tinggi, kata SAG.

Dia juga melaporkan perkembangan vaksniasi di kalangan petugas publik. Vaksinasi dosis I sudah diterima 281.458 orang, atau sekitar 58,8% dari total target sasaran sebanyak 478.489 orang. Sementara petugas publik yang telah menuntaskan vaksinasi dosis II sebanyak 231.879 orang atau sekitar 48,5%.

Tambah SAG, kelompok usia lanjut (Lansia). Sasaran vaksinasi COVID-19 kalangan Lansia di Aceh sebanyak 339.125 orang. Vaksinasi dosis I sudah diberikan kepada sebanyak 196.381 orang, atau 57,9%. Lansia yang sudah tuntas menerima dosis II sebanyak 54.707 orang atau sekitar 16.1%.

Evaluasi

SAG menghimbau Satgas Penanganan COVID-19 kabupaten/kota yang belum mencapai target 70% vaksinasi dosis I melakukan evaluasi komprehensif tantangan spesifik vaksinasi di daerahnya. Sebab, menurut alumni Magister Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara itu, ada banyak variabel yang ikut mempengaruhi angka vaksinasi itu.

Secara teknis, lanjutnya, semua kabupaten/kota mendapat perhatian dan perlakuan yang sama dari pemerintah. Suplai vaksin nyaris tanpa kendala. Kekurangan stock vaksin segera diisi dalam waktu yang tidak terlalu lama. Semua stakeholder sudah proaktif dan terlibat. Tim Medis TNI/Polri terus mendorong dan menggelar vaksinasi massal berhadiah di banyak tempat, katanya.

“Apabila secara teknis dan dukungan stakeholders sudah optimal, mungkin akan kendala spesifik di daerah yang perlu diidentifikasi untuk kemudian diatasi bersama,” ujar SAG.

Dia mensinyalir, ada warga yang tertekan secara psikologis. Pada satu sisi ingin  divaksinasi, namun ada yang membuatnya ragu. Informasi palsu di media sosial membuatnya menunda vaksinasi. Isu konspirasi di seputar COVID-19 masih acap terdengar.

Begitu juga bila muncul pemberitaan media massa tentang KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi). Berita tersebut langsung dibagi melalui media sosial tampa bisa dikonfirmasi, sehingga berita itu menjadi viral. Padahal kejadian KIPI sangat kecil dibandingkan 2,6 juta penduduk Aceh yang sudah menjalani vaksinasi COVID-19, sejak Januari 2021.

“Kendala-kendala non-teknis jenis itu perlu kita identifikasi dengan baik, sehingga dapat diintervesi dengan cepat, tepat, dan akurat,” tutur SAG. (Ria)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER